29) Ancaman

26K 2.2K 265
                                    

Sudah tiga hari Relin tinggal di rumah ini tapi tak ada tanda-tanda kalau ia mau menceritakan masalah yang sebenarnya terjadi antara dia dan Kavi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah tiga hari Relin tinggal di rumah ini tapi tak ada tanda-tanda kalau ia mau menceritakan masalah yang sebenarnya terjadi antara dia dan Kavi. Membuat Puspa jadi terheran-heran lantaran yang seharian wanita itu lakukan hanyalah mengurung diri di kamar. Dia hanya keluar untuk mengambil makan dan itu pun dengan kondisi yang amat buruk lantaran mata sembab dan hidung memerah seperti orang yang habis menangis. Ditambah Kavi yang selalu menelponnya setiap hari untuk menanyakan kabar Relin membuatnya semakin bingung.

Apa tidak bisa mereka berdua saling bicara saja? Kenapa setiap bertengkar Kavi selalu menanyai kabar Relin padanya?

"Nih, kamu ngomong aja sendiri sama Relin. Mami pusing tiap kali kalian berantem Mami terus yang jadi burung merpati buat nyampain pesan," ucap Puspa lalu membuka pintu kamar Relin yang memang selalu dibiarkan terbuka.

Segera ia menyerahkan ponselnya itu pada Relin yang tampak sedang bergelung dibalik selimut sambil menonton sesuatu di laptopnya.

"Siapa?" tanya Relin saat Mami tiba-tiba menyerahkan ponselnya.

"Ini Kavi dari tadi nelpon Mami mulu."

"Bilang kalau Relin lagi tidur," ujar Relin yang tentu dapat didengar dengan jelas oleh Kavi di ujung sana.

Puspa sontak berdecak. "Kalau mau bohong itu minimal ya pinteran dikitlah," bisiknya tak habis pikir.

"Gak papa Mi kalau misalnya Relin belum mau ngomong sama Kavi," sahut Kavi membuat Puspa sontak meletakkan ponsel kembali di dekat telinga.

"Tapi besok jadi kan ke sini?" tanya wanita itu membuat Relin yang pura-pura fokus menonton drama kesukannya sontak menolehkan kepala.

"Mi!" serunya dengan mata melotot.

"Apa sih? Mami mau ngomong dulu sama Kavi." Puspa berusaha menjauhkan diri saat Relin tampak ingin merebut ponsel di tangannya dengan paksa.

"Iya jadi. Besok Kavi kabari lagi," ujarnya membuat Relin spontan mendelikkan mata dengan wajah masam. "Mi, Kavi titip Relin ya," pintanya.

"Iya tapi jangan lama-lama. Udah tiga hari lho kerjaannya tiduran di kamar nulu. Mami aja yang liatnya bosen."

"Mi!" tegur Relin tak suka.

"Kamu diem dulu Mami lagi ngomong," peringat Puspa sebelum kembali bicara pada Kavi. "Udah ya Kavi, telponnya Mami tutup dulu. Kalian yang berantem tapi kok malah Mami yang pusing."

Segera ia matikan sambungan telepon usai mengucapkan salam. Membuat Relin yang melihatnya semakin meradang dan bersiap-siap mengeluarkan omelannya.

"Mami apa-apaan sih? Bisa-bisanya Mami bolehin Mas Kavi datang ke sini tanpa persetujuan Relin," ujarnya tak terima.

"Lho kok ngomongnya begitu? Suamimu sendiri lho, Dek. Masa Mami tega larang-larang dia mau ketemu istrinya. Kamu juga harusnya gak boleh gitu. Kavi bilang dia susah menghubungi kamu karena katanya nomornya kamu block."

When I Become A Wife [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang