Hari selanjutnya dilalui Relin dengan perasaan hampa. Dia pikir masalah dengan Kavi berakhir malam itu sehingga keesokan paginya mereka bisa berbaikan seperti semula. Tapi nyatanya tidak. Suaminya itu masih tetap mengabaikannya. Walau Relin sudah berulangkali meminta maaf.
Tidak masalah kalau misalnya pria itu ingin memarahinya seperti tadi malam. Relin akan terima. Tapi tidak dengan bersikap dingin seperti ini. Jujur ia tidak bisa jika kehadirannya seolah-olah dianggap bagaikan makhluk tak kasat mata oleh sang suami.
Sambil menggendong Milo, Relin pun mulai berjalan masuk ke dalam kamar. Terlihat Kavi sedang sibuk merapikan pakaiannya di depan cermin. Ya hari ini mereka memang ada acara untuk kumpul keluarga di kediaman keluarga Kavi. Semua orang akan ada di sana. Mulai dari keluarga Galih, Jazid dan juga Mauryn.
"Kenapa kamu diam disitu?"
Pertanyaan itu membuat Relin lantas tersentak dan buru-buru mengelengkan kepala. Rasanya asing saat beberapa hari ini Kavi tampak memanggilnya dengan panggilan kamu alih-alih sayang. Terlalu formal dan kaku. Relin tak suka.
"Gak papa," ujarnya tanpa sadar mulai meneliti penampilan Kavi dari ujung kepala hingga ujung kaki. Walaupun masih diam-diaman Relin merasa lega karena pria itu masih mau memakai pakaian yang ia pilihkan.
"Kamu gak mau ganti pakaian?" tanya Kavi pada Relin yang masih berdiri menatapnya sambil menggendong Milo.
"Oh iya, pegangin bentar Mas." Segera Relin menyerahkan Milo pada sang suami. Kebetulan setelah mandi tadi dia hanya memakai kaus dan celana pendek karena harus memberi makan Milo terlebih dahulu.
Relin mulai berjalan menuju lemari pakaian. Di tangannya kini sudah ada dua buah gantungan berisikan dress berwarna maroon dan juga navy.
"Yang maroon aja."
Relin seketika menoleh saat suara sang suami kembali terdengar. Walaupun terlihat acuh saat mengatakannya. Relin menyadari betul kalau sedari tadi Kavi tampak terus memperhatikan gerak-geriknya yang kebingungan dalam memilih pakaian.
Tanpa peduli banyak Relin pun memutuskan untuk segera memakai dress maroon yang tadi telah Kavi pilih. Hal yang tentu saja tak luput dari perhatian pria itu. Dia menatap Relin lekat saat sang istri kini mulai kesulitan memakai dress-nya.
"Kok risletingnya susah dinaikin sih," gerutu Relin pelan sambil mencoba menaikturunkan risletingnya di depan cermin.
"Kalau gak bisa itu minta tolong bukannya marah-marah." Kavi berujar sambil mendekat ke arah Relin untuk membantu istrinya itu. "Sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Become A Wife [COMPLETED]
Romance📍SEQUEL OF SO I MARRIED A FAMOUS ACTOR?📍 Punya suami pengertian, mertua yang baik, keluarga suportif serta sahabat yang selalu ada jelas adalah impian dari semua orang. Relin beruntung karena dia termasuk satu dari sekian banyaknya orang yang bisa...