Hari berlalu dengan begitu cepat. Tak terasa usia kandungan Relin kini sudah memasuki Minggu ke-20. Perutnya kian membesar dan tak jarang pula si kembar melakukan pergerakan di sana. Membuat Relin yang waktu itu baru pertama kali merasakannya sontak menjerit dan langsung memanggil Kavi untuk memberi tahu sang suami kalau si kembar kini mulai aktif menendang.
Setelah apa yang terjadi Relin memutuskan untuk pulang ke rumah. Ya bagaikan seorang Ratu awalnya wanita itu tak mau pulang begitu saja. Membuat Kavi jadi harus melakukan serangkaian proses penjemputan yang sangat panjang dan penuh kesabaran. Yaitu dengan membawa keluarganya untuk meminta maaf langsung dari hati ke hati kepada Relin dan keluarganya. Proses yang cukup haru sebenarnya karena untuk pertama kalinya Kavi melihat keluarganya mau menurunkan ego dan gengsi mereka.
Melihat Relin yang masih belum bangun dari tidurnya membuat Kavi sontak mendekati sang istri. Dia baru saja selesai berolahraga dengan lari pagi mengelilingi komplek. Tadinya dia ingin mengajak Relin berolahraga bersama. Namun saat melihat Relin tampak begitu nyenyak tidur karena semalaman begadang membuat ia jadi tak tega untuk membangunkannya.
Kavi duduk di tepi kasur sambil memandangi wajah sang istri yang tampak begitu pulas. Tangannya tergerak mengelus rambut sang istri dengan begitu lembut. Menyusuri tiap helainya dengan sangat hati-hati. Dia berakhir dengan mencium kening wanita itu sebelum beralih ke perutnya.
"Selamat pagi anak-anak Ayah," bisiknya pelan sambil mengelus perut Relin. Dia terkaget saat tiba-tiba perut Relin bergerak begitu saja. Seolah si kembar di dalam sana ikut merespon sapaan yang tadi ia lontarkan.
Kavi tersenyum lebar lalu beralih mencium perut Relin. Dia merasa senang saat menyadari kalau si kembar selalu bereaksi setiap kali ia ajak bicara. Entah kenapa ia merasa punya ikatan batin yang kuat sebagai seorang Ayah.
Kavi yang terlalu asik bicara dengan si kembar tanpa sadar membuat Relin terbangun. Wanita itu kini tampak menggeliat kecil sebelum akhirnya membuka kelopak mata. Dia mengerinyit bingung melihat Kavi kini sudah duduk di tepi kasur sambil mengelus perutnya.
"Hei, sayang. Udah bangun?" Kavi meringis sebelum kembali memberikan kecupan singkat di kening Relin.
Relin yang setengah sadar sontak menatap Kavi bingung. "Mas lagi ngomong sama siapa sih? Heboh banget," ucapnya sambil mengucek mata.
Kavi terkekeh pelan. "Lagi ngomong sama anak-anak," ujarnya lalu membantu wanita itu untuk duduk. "Kamu tahu gak masa pas Mas ajak ngomong mereka langsung nendang-nendang gitu," lanjut Kavi lalu menyerahkan gelas yang sudah ia isi air putih kepada Relin.
Relin menarik sudut bibirnya saat melihat mata Kavi yang sudah berbinar senang. Setiap pagi pria itu memang selalu aktif mengajak si kembar bicara. Entah itu mengenai cuaca, ketidaksabarannya menanti kehadiran si kembar bahkan obrolan random seperti bagaimana awal pertemuannya dengan Relin.
Oh jelas Kavi Abiputra yang dikenal publik dengan sikap kalem dan cuek itu nyatanya punya kepribadian berbeda jika sedang berada di mode suami dan juga Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Become A Wife [COMPLETED]
Romance📍SEQUEL OF SO I MARRIED A FAMOUS ACTOR?📍 Punya suami pengertian, mertua yang baik, keluarga suportif serta sahabat yang selalu ada jelas adalah impian dari semua orang. Relin beruntung karena dia termasuk satu dari sekian banyaknya orang yang bisa...