Relin sudah menduga hal ini akan terjadi. Dimana Mami Papi berdiri di teras rumah hanya untuk untuk menunggu kepulangannya. Walaupun Kavi sudah mengatakan kalau Relin aman bersamanya tetap saja kedua orang itu tampak khawatir. Oh bukan keduanya tapi hanya Mami karena Papi jelas sangat mempercayai Kavi dalam urusan menjaganya.
Relin turun dari mobil usai Kavi membukakan pintu untuknya. Dan setelah itu ia langsung dihadapkan dengan tatapan tajam Mami yang Relin ramal sebentar lagi akan menyemburkan kalimat pedasnya lantaran tahu kalau Relin keluar bersama Kavi.
"Mi, Pi." Kavi menyalami tangan kedua orang tua Relin satu persatu. Walau awalnya Mami sedikit berdrama karena tak ingin mengulurkan tangannya. Tetap saja akhirnya wanita itu harus menurunkan gengsi karena ditegur Papi.
"Gimana di jalan tadi? Macet?" Seperti biasa Papi merangkul bahu Kavi akrab. Membuat Mami yang melihatnya sontak berdecak dan memutar mata.
"Gak terlalu, Pi. Masih lumayan lancar."
Wijaya mengangguk paham sebelum menatap Relin yang sedari tadi hanya berdiri. "Nak, tolong buatkan Papi sama Kavi kopi ya. Boleh?"
Relin mengangguk lalu segera masuk ke dalam rumah. Membuat Puspa yang melihatnya jadi geleng-geleng kepala.
"Anak baru pulang malah disuruh bikin kopi," sindir Puspa sambil bersidekap.
"Ya daripada Mas nyuruh kamu. Palingan juga gak akan mau. Entar malah ngamuk-ngamuk kayak kucing garong," kekeh Wijaya membuat Kavi di sebelahnya hanya bisa mengulum senyum.
"Tadi jadwal periksa kandungan Relin kan? Apa kata dokternya? Semua aman?"
Pertanyaan dari Wijaya membuat Kavi lantas mengangguk sambil mengulas senyum lebar. "Aman, Pi, alhamdulillah."
Wijaya menghela napas lega sebelum melempar pertanyaan. "Jadi cucu Papi laki-laki atau perempuan?" tanya pria itu penasaran.
"Karena usia kandungan Relin masih 6 Minggu jadi Dokter masih belum bisa melihat jenis kelaminnya. Tapi..." Kavi menggantung kalimat membuat Wijaya dan Puspa yang sesekali melirik kepo sontak penasaran.
Kavi memperlebar senyumannya. "Tapi tadi Dokternya bilang anak kami kembar."
Puspa yang tadi berdiri di dekat pilar sontak merapat ke arah Kavi dan sang suami sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar. "Apa kamu bilang tadi? Anak kalian kembar? Relin mengandung anak kembar?"
Kavi mengangguk. "Iya Mi kata Dokter di janin Relin terdapat dua kantung yang mana itu berarti Relin sekarang sedang mengandung anak kembar."
Penjelasan itu membuat Puspa lantas memekik girang. Begitu juga Wijaya yang spontan mengucap syukur.
"Mas, cucu kita kembar!"
"Alhamdulillah, rumah kita nanti bakalan tambah ramai," sambut Wijaya tak kalah antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Become A Wife [COMPLETED]
Romance📍SEQUEL OF SO I MARRIED A FAMOUS ACTOR?📍 Punya suami pengertian, mertua yang baik, keluarga suportif serta sahabat yang selalu ada jelas adalah impian dari semua orang. Relin beruntung karena dia termasuk satu dari sekian banyaknya orang yang bisa...