18) Mas Kavi Mana?

16.5K 1.7K 57
                                    

|•|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|•|

Menonton film kartun adalah salah satu cara yang Relin gunakan untuk mempertahankan diri agar tetap waras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menonton film kartun adalah salah satu cara yang Relin gunakan untuk mempertahankan diri agar tetap waras. Dia Narentia Relin Puspawidjaya-wanita berusia hampir dua puluh delapan tahun yang belum punya anak di usia pernikahannya yang ketiga jelas sedikit banyak telah terkontaminasi oleh ucapan sang Buklik mengenai cerita wanita yang diceraikan suaminya karena belum bisa memberi keturunan.


Oke anggaplah Relin lebay dan terlalu berpikiran negatif terhadap apa yang belum terjadi, tapi tetap saja hal itu membuatnya ketar-ketir. Cinta sang suami padanya memang tak bisa diragukan lagi. Tapi apakah cukup hidup hanya dengan cinta? Sementara keluarga dari pihak suaminya itu selalu saja tak pernah absen menanyai mereka tentang anak, anak dan anak.

Tertawa di tengah masalah batin yang melandanya saat ini memanglah seperti sebuah ironi. Nyatanya kelucuan si kembar botak bersama teman-temannya di kampung durian runtuh tak bisa mengenyahkan pertanyaan-pertanyaan yang kini mulai bermunculan dalam benaknya.

Apakah mungkin nasibnya akan sama seperti wanita yang diceritakan Buklik kemarin? Apa keluarga Kavi akan setega itu membuangnya saat mereka tahu ada kemungkinan bagi Relin untuk tidak bisa memberikan keturunan bagi Kavi?

Niat hati untuk menenangkan diri malah berakhir dengan overthingking. Relin mendesah pelan sebelum akhirnya menggeliat di sofa. Sudah terhitung tiga hari dia ada di sini dengan beralasankan ingin menemani sang Mami. Walau kenyataannya ia hanya ingin mencoba memberi pelajaran pada Kavi sekaligus menenangkan diri dari pemikiran-pemikiran negatif yang mulai timbul karena terkontaminasi perkataan Buklik Risma.

"Ya ampun ini anak belum pulang juga ternyata. Sana pulang! Liat kamu di sini bikin Mami keingat zaman-zaman dimana kamu masih jadi pengangguran," usir sang Mami dengan tak berperikemanusiaannya saat melihat Relin rebahan di sofa bersama Milo di sampingnya.

"Nanti," cibir Relin. "Mobilnya kan masih di bengkel." Alasan yang ia berikan tidak sepenuhnya salah. Memang kenyataannya mobilnya itu masih ada di bengkel.

"Ya kan bisa naik taksi, Rel."

"Mami kenapa sih? Emang gak boleh ya kalau Relin lama-lama di sini? Ini kan juga rumah Relin," sahut Relin tak terima. Padahal dia di sini hanya tiga hari tapi Mami bertingkah seakan-akan dia sudah ada di sini sejak berbulan-bulan.

When I Become A Wife [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang