34] Emang Kamu Diajak?

27.6K 2.1K 81
                                    

Kavi masuk ke dalam mobil setelah memastikan Relin sudah duduk dengan aman di bangkunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kavi masuk ke dalam mobil setelah memastikan Relin sudah duduk dengan aman di bangkunya. Sesekali ia melirik ke arah wanita itu yang tampak kesulitan dalam memakai sealtbelt sebelum akhirnya mencondongkan badan dan menawarkan bantuan. Walaupun Relin tidak menolak, Kavi benar-benar asing dengan sikap sang istri yang kini tidak mengeluarkan kata terimakasih seperti biasanya.

Kavi membasahi bibir sebelum beralih menyalakan mobil. Rasanya aneh ketika ia yang biasanya selalu menjadi pendengar celotehan Relin kali ini mendapati sang istri begitu pendiam. Bahkan sejak awal bertemu wanita itu tidak mengeluarkan sepatah katapun. Menandakan kalau ia memang masih menyimpan amarah padanya.

"Kenapa kamu bisa sama dia? Kalian pergi berdua?" tanya Kavi membuka pembicaraan. Dia merasa heran saat tadi ia juga menemukan Kelvin bersama Relin. Sebenarnya bukan hanya heran tapi juga tak suka

"Kamu nuduh aku selingkuh?" Relin menoleh sambil melempar tatapan tajam.

"Nuduh dari mana-nya, sayang? Kan Mas cuma tanya. Memang salah?"

"Ya dari nada bicara kamu tadi aja aku udah bisa simpulin tahu. Kamu nuduh aku yang macem-macem kan sama Kelvin? Emang seburuk itu ya aku di mata kamu?"

Kavi sontak terperangah mendengar perkataan Relin barusan. Perasaan tadi dia bertanya dengan nada yang biasa saja. Tapi kenapa wanita itu malah berpikir kalau ia menuduhnya berselingkuh. Bukankah sebagai suami wajar jika Kavi menanyakan bagaimana Relin bisa bersama pria lain yang dari tatapannya saja Kavi tahu kalau dia menyimpan perasaan pada istrinya.

"Sayang, Mas cuma nanya bukan nuduh. Kalau kamu ngerasa bukan seperti itu yaudah gak perlu marah-marah."

"Udahlah mending Mas diem aja. Gak usah ngomong lagi. Jangan ngerusak mood aku," perintah Relin lalu dengan gerakan menghentak mulai membuka tasnya untuk memasang earphone di telinga. Membuat Kavi lambat laun jadi menghela napas.

Dari apa yang ia dengar dan baca di beberapa artikel, ibu hamil memang mengalami masa dimana hormonnya jadi tidak stabil. Jadi wajar saja kalau Relin yang biasanya jarang merasa tersinggung kali ini bersikap demikian.

Membiarkan Relin tenggelam dengan earphone dan handphone-nya, Kavi pun mulai fokus menyetir. Sengaja ia berhenti sebentar di depan minimarket untuk membelikan Relin air dan beberapa cemilan. Setelah kembali ke dalam mobil ia langsung meletakkan plastik belanjaan itu ke kursi belakang. Tak lupa menyerahkan sebotol air mineral yang segelnya sudah terbuka pada Relin.

"Minum dulu."

Kentara sekali Relin tampak terkejut saat Kavi tiba-tiba menyodorkan sebotol air padanya.

"Biar gak pusing lagi," tambah Kavi membuat Relin langsung meminumnya. Padahal tadi dia sedang kesal pada suaminya itu tapi entah kenapa sikapnya yang seperti ini membuat perasaan kesal Relin jadi setengah-setengah. "Kamu gak capek apa marah-marah begitu?" lanjutnya yang dibalas Relin dengan kebungkaman.

When I Become A Wife [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang