WELCOME TO MY STORY, I HOPE YOU LIKE IT. AND PLEASE KEEP YOUR WORDS IN THE COMMENTS...ಠ_ಠ
Perlu kamu tau, perasaan ini terus ada walau masa itu kamu menyisakan luka.
HAPPY READING❤
........................................................................
Setelah selesai dengan acara resepsi pada pukul sebelas malam tadi, Devan dan Chyntya sama-sama merasakan lelah. Keluarga mereka menyuruh mereka untuk beristirahat setelah memasukkan sedikit makanan ke dalam mulut mereka.
Saat ini Devan dan Chyntya sama-sama sudah selesai membersihkan diri. Hari pun sudah menunjukkan pukul dua belas malam tepat. Devan sibuk melihat ponsel nya yang memang sangat berisik berisi notifikasi pekerjaan dari kantornya serta telpon dari sahabat-sahabatnya.
"Hahh... Banyaknya."
Sedangkan Chyntya yang sedang membaca novelnya, menoleh saat mendengar gumaman dari Devan. "Kamu capek?"
Pertanyaan dari Chyntya itu membuat Devan menoleh, lalu entah angin darimana ia mengangguk dengan ekspresi cemberut yang lucu. Chyntya mengerjap sebentar, benarkah yang dikasur itu suaminya? Mengingat bahwa Devan adalah suaminya membuat Chyntya merasa hangat di hatinya.
"Mau aku pijitin gak?"
Devan berdecih malas, namun memang benar saat ini kakinya terasa pegal dan kepalanya pun terasa pusing. "Gak usah, tangan lo kotor."
Chyntya melihat telapak tangannya. Bersih. Lalu apa yang kotor? "Ya udah, ponsel kamu letakin dulu ya.. Lebih baik tidur biar pusing kamu berkurang."
Devan mengerjap, Chyntya tau bahwa ia sedang pusing? "Gue gak pusing!"
"Kok marah?" Tanya Chyntya heran, dan itu membuat Devan salah tingkah sendiri.
Devan menarik selimut hingga menutup seluruh tubuhnya, dan itu membuat Chyntya menggeleng heran. Tidak ingin berpikir panjang, Chyntya pun ikut menjelajah mimpi. Sofa kamar itu tidak terlalu buruk ternyata.
Tiga puluh menit kemudian, Devan membuka selimut yang sudah menutupi dirinya itu. Menarik napas dalam karna merasa sesak didalam sana. Putra dari Bara itu sedari tadi belum juga memasuki alam mimpinya. Tanpa sengaja matanya menangkap objek yang tertidur diatas sofa dengan nyenyaknya."Bener-bener, gue gak bisa tidur dia malah enak banget di sofa."
Devan yang entah kemasukan apa, ia beranjak dari sofa dan mendekati gadis yang sudah sah menjadi 'istrinya' itu. Devan menatap lekat wajah Chyntya yang tenang dan pandangan nya jatuh pada bulu mata lentik itu. Devan mengelus nya, membuat Chyntya sedikit terganggu hingga mengkrenyit.
Devan mengusap pelan kepala Chyntya yang terbalut hijab itu. Berharap gadis itu kembali bersikap hening. Entah angin apa pula, Devan dengan kecepatan kilat mengecup bibir merona sang istri.
"WHAT THE FU---GUE KENAPA SIH WOI!"
Devan dengan cepat berlari dan membanting tubuhnya ke kasur. Menarik selimut dan menutup tubuhnya. Selimut itu ia tendang-tendang sehingga menimbulkan bunyi berisik yang mengusik Chyntya.
Gadis itu melenguh membuat pergerakan selimut Devan perlahan berhenti, Chyntya menoleh menangkap sedikit pergerakan selimut itu dan bergumam. "Devan... Kamu kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVTA (END)
Ficção Geral𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐁𝐀𝐏𝐄𝐑𝐏𝐇𝐎𝐁𝐈𝐂 𝐌𝐈𝐍𝐆𝐆𝐈𝐑❗ Apakah sebuah kesalahan mampu hilang lewat kata perjodohan? Menceritakan seorang gadis dan lelaki yang merupakan mantan sepasang kekasih, mereka dijodohkan atas dasar pertemanan serta permintaan kedua...