03. KAMU KAH ITU?

101 80 30
                                    


WELCOME TO MY STORY, I HOPE YOU LIKE IT. AND PLEASE KEEP YOUR WORDS IN THE COMMENTS...ಠ_ಠ

Namun saat kita bertemu, apakah sungguh aku sudah melupakan mu? Atau hanya melebur rasa itu sementara waktu?

HAPPY READING❤

Guys kalian suka sama makanan apa? Suka liatin mukbang gak? Kalau suka mukbang apa yang kalian suka? ➡▶

Kalo aku mukbang jamur enoki sama dessert🤣seru aja dengernya.

Okey, lanjut baca gesss! 😌

*****************************************

Keesokan harinya, Chyntya dengan terburu-buru bangkit dari tempat tidur nya. Ia baru mendapat telpon dari Jeana bahwa caffe tengah ramai pengunjung. Chyntya yang tertidur sehabis shubuh langsung ngacir ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Chyntya mengumpat bisa-bisa nya ia tertidur. Pantas saja ramai, sekarang sudah pukul sepuluh pagi, ditambah sekarang adalah hari weekend. Dengan menggunakan gamis cream polos serta jilbab pasmina pink pastel. Chyntya hanya memoles bedak tipis di wajahnya, ia pun mengambil tas putih dimana talinya masih bertuliskan namanya.

Chyntya berpamitan dengan Agatha, sedangkan Fernon sang abang sudah lebih dulu pergi entah kemana. Chyntya kadang kesal dengan Fernon yang suka meninggalkan Agatha sendirian. Kasian Mamanya itu.

"Kalau cepet, Chyntya bakal bantu Mama masak makan malam, Ma. Chyntya pergi, assalamu'alaikum."

"Hey! Hati-hati kamu, jangan buru-buru gitu!" Peringat Agatha, Chyntya hanya mengiyakan. Dengan segera ia berlari menuju halte, karna memang tidak jauh dari rumahnya, dan hanya perlu menyebrang.

Namun saat ingin menyebrang, Chyntya tidak sadar ada mobil melaju dan hampir menabrak dirinya, astaga jantung Chyntya hampir copot jika saja mobil itu tidak mengerem dengan tepat waktu. Chyntya menyesal tidak mendengar kan nasihat Mamanya tadi.

"Maaf, Pak." Ucapnya sedikit kuat sambil menunduk, lalu kembali berlari menuju bus yang sudah ada disana. Chyntya sedikit berlari mengejar bus yang susah berjalan pelan itu.

"Tunggu, Pak." Chyntya menghela napas lega kala ia sudah sampai di bus dengan selamat.

"Alhamdulillah ya Allah, semoga hamba selalu dalam perlindungan mu."

********

Dirumah Keluarga Von, terdapat seorang anak lelaki satu-satunya disana masih bergelung dengan selimut nya. Padahal hari sudah menunjukkan sinar mentari nya yang sangat tinggi.

Amara yang kepalang kesal dengan Devan, langsung mendobrak pintu kamar anaknya yang tak terkunci itu. Membuat sang empunya kamar terlonjak kaget.

"Anjing! Apa! Apa! Hah? Kenapa?!" Sentaknya kaget dan berbicara tidak jelas.

"Kamu sebut Mama ini anjing!? DEVAN!!"

Devan menutup telinga nya yang terasa berdenyut mendengar teriakan sang Mama. "Astaghfirullah enggak, Ma, enggak. Devan kan kaget."

"Kaget kamu nyebut orang anjing? Sopan kayak gitu, kayak gak pernah diajar kamu, ya." Devan menghela pasrah saja mendapat omel sang Mama.

"Kenapa, Ma?" Tanya Devan.

"Kamu udah siang gini ya bangun, bukannya lalok. Bangun! Mandi, trus temenin Mama belanja." Devan melotot tak terima.

DEVTA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang