01. DEVANO ALEXANDER VON

228 123 174
                                    


WELCOME TO MY STORY, I HOPE YOU LIKE IT. AND PLEASE KEEP YOUR WORDS IN THE COMMENTS...ಠ_ಠ

Saya masih terjebak di dalam kubangan masa lalu itu. Saya masih berharap kamu ada disini.

HAPPY READING❤


YESSS! DEVTA COMEBACK WITH NEW VERSION, SEMOGA SUKA... CMIW

*****************************************

Kini langit telah menampilkan cahaya rembulan dan suasana gelapnya. Tampak seorang lelaki menghela napas lelah sembari duduk di kursi kebesaran nya. Pria itu Devano Alexander, penerus perusahaan milik sang kakek yang lebih dulu diwariskan pada ayahnya.

Saat ini ia tengah bersandar pada kursinya untuk mengistirahatkan segala rasa lelah di tubuh nya. Namun, pikiran nya melayang pada masa lalu yang membuat nya langsung emosi. Seketika ia menggebrak mejanya dan berdiri dari sana.

Mengambil jas yang tersampir di samping nya lalu berjalan keluar dari ruangan itu. Karna ruangan Devan berada pada lantai paling atas, otomatis dirinya perlu menggunakan lift untuk turun. Saat di perjalanan, ia menelpon teman-temannya.

"Halo, apaan? Ganggu aja dah, gue mau ***."

Devan mengumpat mendengar kalimat frontal yang untung saja disensor oleh hatinya. Ia berusaha untuk tidak mengumpat karna sekarang ia butuh seorang teman. "Temenin gue ke club, urusan lo kesampingin dulu."

Terdengar decakan kesal darisana. "Ya udah lah, tapi gue gak minum ya. Nanti dihajar macan tutul."

Devan menjawab dengan gumaman malasnya. Lalu mematikan telpon itu dan mencari kontak nama temannya yang lain. Setelah menyambung kan telpon itu, terdengar seseorang disana menyapa.

"Temenin gue ke club." Ujar Devan to the point. Terdengar suara gerangan disana.

"Ajak Vicky aja, gue males keluar. Ngantuk."

Devan berdecak malas lalu mengancam pria itu lewat pesan teks.

Me
Lo gak dateng? Mau liat gue jat7h dari rooftop?

Althancol
BABI!

Devan tertawa puas dengan hal itu, ia dengan segera mematikan sambungan telepon pada temannya dan langsung berjalan menuju parkiran. Malam ini Devan lelah dengan segala pekerjaan nya. Bahkan sedari tadi pagi  hingga malam menjelang, hanya sedikit saja yang masuk ke perut nya. Kebanyakan hanya air saja.

Sesampainya ditempat haram itu, ia berjalan masuk ke dalamnya. Devan melampiaskan segala permasalahan nya juga sebagai tempat pelarian nya dari segala rasa sakit yang mendera hatinya.

Terlihat lah disana sudah ada dua sahabat nya. Devan langsung berjalan ke arah mereka tak lupa mereka juga melakukan tos ala lelaki. Devan langsung saja memanggil seorang bartender untuk membawakan nya beberapa minuman beralkohol tinggi.

Setelah bartender itu membawakan nya minuman, dengan segera Devan menuangkan minuman itu di gelasnya, kedua sahabat nya hanya bisa melihat Devan dengan pandangan sedih. Devan yang sadar akan hal itu berusaha mencairkan suasana.

"Lo pada nolak, tapi sampai nya paling awal." Sindir Devan sambil menegak minuman pada gelas kecilnya.

Vicky langsung memukul tengkuk Devan membuat sang empu tersedak. "Uhuk! Setan kau!"

Vicky tertawa puas sedangkan Althan menggeleng dengan tawa kecilnya. "Ngapa lagi dah lo? Kenapa sii harus minum-minum? Kata bini gue ya, nanti susah dapet jodoh."

DEVTA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang