WELCOME TO MY STORY, I HOPE YOU LIKE IT. AND PLEASE KEEP YOUR WORDS IN THE COMMENTS...ಠ_ಠ
Kadang rasa benci membuat seseorang menjadi lupa akan jati diri.
HAPPY READING❤
******************************************
Saat sudah sampai di rumah, sekitar pukul setengah lima sore. Chyntya menemukan Devan yang dengan santainya duduk di sofa sambil memainkan game. Sumpah serapah terdengar dari mulut lelaki itu. Chyntya mencoba untuk sabar, ia ingin marah dan bertanya kenapa ia ditinggalkan. Namun ia memilih untuk sabar.
Chyntya pulang dengan memesan taxi online karna belanjaan nya amat sangat banyak. Alhasil kini ia tengah meletakkan belanjaan nya itu di dapur, sekali lagi tanpa bantuan Devan. Dan hanya ia yang melakukan sendiri. Chyntya memutuskan untuk menyusun setiap belanjaan nya terlebih dahulu. Barulah setelah nya ia membersihkan diri.
Waktu seakan berlalu begitu cepat, Chyntya sudah selesai menyusun setiap belanjaan nya, membersihkan diri bahkan ia juga sudah selesai melaksanakan sholat maghrib. Dan kembali nya Chyntya ke bawah, ia masih saja menangkap Devan yang tengah bermain ponsel.
Chyntya pun menghampiri Devan dan merebut ponsel milik lelaki itu. Membuat Devan tersentak dan langsung tersulut emosi.
"ANJING! LO APA-APAAN HAH!?" Chyntya memejamkan matanya mendengar bertakan Devan itu. Setelah nya ia menatap mata tajam itu dengan tenang.
"Kamu sholat dulu. Aku mau masak dulu untuk makan malam." Chyntya berbalik namun Devan menyentaknya dengan kasar.
"Lo punya otak? Gak ada sopan-sopannya sama suami. Punya etika kan? Gue lagi main ponsel di rebut kayak gitu. Otak lo dipake gak sii?" Ucap Devan dengan emosi yang berusaha ditahan.
Jika menghadapi Devan dengan keras, maka lelaki itu akan semakin keras. Oleh karna itu Chyntya menatap Devan dengan tenang dan kini raut wajahnya terkesan datar. Chyntya sadar, Devan perlu dikasi ketegasan. Chyntya akan mencoba untuk tidak takut pada Devan, namun masih mempertahankan rasa hormat nya.
"Kamu sendiri?" Devan menaikkan alisnya pertanda ia bertanya. "Pikiran kamu, kamu pake gak sewaktu ninggalin aku sendirian?" Devan langsung berdecih.
"Ohh jadi lo gak suka? Jadi sekarang lo ngebales gue? Gitu maksud lo!" Chyntya menggeleng, Devan masih saja membuat orang lain merasa salah saat mereka sendiri tidak begitu.
"Kamu mikir kayak gitu? Anggap aja aku lagi ngebales kamu, kak. Dan sebagai balasan aku, kamu boleh megang HP ini setelah sholat." Ujar Chyntya dengan tenang lalu berlalu dari sana menuju dapur.
Devan rasanya ingin melemparkan Chyntya dari atas lantai dua rumah ini. Gadis itu mulai seenaknya saja sekarang. Dan mengapa pula ia tidak bisa membalas gertakan gadis itu. Sial!!
Chyntya menghela napasnya saat ia merasakan Devan menaiki tangga dengan gerutuan nya yang berisi nada frustasi. Namun, ia juga merasa itu adalah hal yang lucu. Sekali-kali, lelaki itu perlu dikasi paham. Akhirnya Chyntya memutuskan untuk menyiapkan makan malam.
Sederhana saja, karna hanya membutuhkan tiga puluh menit untuk membuat nya. Sambal Bakso dan sayur bening. Sederhana bukan? Dan untung nya suaminya itu tidak pemilih.
Terlihat Devan menuruni tangga dengan wajah yang tertekuk. Seperti nya lelaki itu masih marah padanya. Chyntya mencoba tidak peduli, terlihat lelaki itu duduk di meja makan yang sudah tersajikan menu makan malam. Chyntya mengembalikan ponsel Devan dan langsung direbut oleh lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVTA (END)
General Fiction𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐁𝐀𝐏𝐄𝐑𝐏𝐇𝐎𝐁𝐈𝐂 𝐌𝐈𝐍𝐆𝐆𝐈𝐑❗ Apakah sebuah kesalahan mampu hilang lewat kata perjodohan? Menceritakan seorang gadis dan lelaki yang merupakan mantan sepasang kekasih, mereka dijodohkan atas dasar pertemanan serta permintaan kedua...