13. TAK TERDUGA

29 6 0
                                    

WELCOME TO MY STORY, I HOPE YOU LIKE IT. AND PLEASE KEEP YOUR WORDS IN THE COMMENTS...ಠ_ಠ

Aku sangat merindukan kalian sampai rasanya lebih baik aku menghilang agar tak lagi terasa menyakitkan

HAPPY READING❤

*******************************************

"Chyntya.. Gue bakal nikah sama dia."

"WHATT!??"

"HAHH?? SERIOUSLY?"

Keempat pria itu langsung menoleh ketika mendengar suara melengking itu. Devan menghela napasnya saat sadar ternyata itu adalah para istri dari sahabat-sahabatnya. Mampus gue. Batinnya. Kini terlihat lah dua orang wanita yang mana keduanya melemparkan tatapan terkejut.

"Maksudnya apa ya? Nikah sama Chyntya? Ni orang tambah sakit apa gimana sii?" Ledek Marsha istri dari Vicky, sikapnya tak jauh beda dari Vicky yang serba heboh. Walaupun terkesan meledek, dalam pikiran nya pun ia penasaran.

"Kenapa juga ni orang pake bilang dia mau nikah segala? Ini laki mau nikah ama cewe yang namanya Chyntya aja kan? Bukan sama--" Ucapan nya menjadi terjeda kala sang suami menarik nya perlahan.

"Tenang dulu my wife. Mana ada nama orang tuh Chyntya aja, jelek banget dong." Vicky berusaha mengalihkan pembicaraan Marsha, karna istrinya itu mudah sekali teralihkan. Namun ia malah dicubit sayang oleh Marsha.

"Aku serius nanya, my hubby.." Rasanya Devan dan Firdan ingin sekali mendorong pasangan suami istri itu keluar, pasalnya hanya mereka saja yang jomblo. Tidak iri, tapi pengen.

"Chyntya ada disini?" Wanita yang keliatan lebih kalem dari Marsha tadi dan sedari tadi pula diam, ikut bersuara. Shella istri dari Althan.

Devan tidak menjawab justru ia meminta semua orang yang ada di ruangan nya untuk duduk, pekerjaan nya yang menumpuk terpaksa ia kesampingkan sejenak. Dan mulai bercerita tentang awal ia bertemu Chyntya disini hingga perjodohan yang terpaksa jalani.

Berberapa menit berlalu, setelah menceritakan itu semua, keheningan terjadi. Devan pun tidak terlalu menginginkan respon apapun.

"Gue udah cerita semuanya, mending lo semua-" Kalimat nya menggantung kala suara Firdan mengudara.

"Apa lo sama sekali gak butuh apapun dari kita?" Devan menaikkan alisnya, pertanda ia sedang bingung. "Maksud lo?"

"Devan.. Gue tau, kecewa yang lo rasain lebih besar dibanding rasa benci lo itu. Jangan terlalu memupuk rasa benci, itu cuma bakal ngancurin diri lo sendiri. Kecewa boleh, tapi tolong lah coba kasi kesempatan."

Semuanya diam, mendengar kalimat dari Firdan. Lelaki itu tiba-tiba menjadi dewasa, dan sikap tidak warasnya menghilang.
"Kalo gitu, lo aja yang nikah sama dia." Jawabnya dengan datar.

Firdan mengepalkan tangannya. Ia berniat baik memberikan nasihat, tapi sahabat nya ini malah membalas dengan sarkas. Saat ia akan mengatakan kalimat lagi, lebih dulu Althan menahan nya.

"Nanti beneran dinikahin, nangesss!" Ejek Vicky, sekaligus menghentikan perdebatan yang akan semakin panas. Benar, niatnya memang begitu. Tapi, seperti nya salah justru kini Devan melirik nya tajam.

"Apa lo? Mau gue colok!" Bukannya takut, Vicky malah menantang. Devan berdecak dan kembali ke meja kerjanya saja.

"Sekarang lo tau Chyntya ada dimana?" Kali ini Shella bertanya dengan suara yang tersirat harapan. Semua menoleh ke arahnya.

DEVTA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang