WELCOME TO MY STORY, I HOPE YOU LIKE IT. AND PLEASE KEEP YOUR WORDS IN THE COMMENTS...ಠ_ಠ
Setidaknya jika memang tidak menyukai ku, hargai sedikit saja apa yang aku lakukan..
HAPPY READING❤
RUTIN UP GK NI?
******************************************
Malam telah tiba, Chyntya pun setelah menyelesaikan sisa pekerjaan rumah itu ia beristirahat sejenak dan kembali merawat Devan. Gadis itu tadi sudah memeriksa persediaan dapur, tidak ada persediaan sama sekali. Ia pun sudah sadar tidak ada asupan perut yang masuk ke perutnya sejak siang.
"Apa Devan gak mau makan, karna tau gak ada apa-apa ya?" Monolog nya pada diri sendiri, tapi apa mungkin Devan bersikap seperti itu?
Chyntya pun akhirnya kembali ke kamar untuk mengecek keadaan Devan, suaminya. Dan gadis itu dapat bernapas lega karna suhu pada tubuh lelaki itu menurun, dan keringat mulai keluar dari pelipisnya. Chyntya pun mengelap keringat.
"Kak Devan?" Embel-embel panggilan dengan kata 'kak' sudah mulai menjadi kebiasaan nya sejak menikah dengan Devan. Devan tidak menyaut panggilan nya, dengkuran halus masih terdengar deru napas nya.
"Kak Devan.. Bangun.."
"Kamu gak lapar? Kak Devan.." Devan menarik tangan Chyntya untuk digenggamnya. Seperti nya lelaki itu tidak akan bangun sampai esok hari. Chyntya memutuskan untuk membiarkannya, karna ia pun tidak tau ingin memasak apa, tidak ada apa-apa juga. Anggap saja lah, hari ini mereka sedang berpuasa.
Chyntya melepas genggaman Devan padanya dengan perlahan, ia berjalan ke luar dan duduk di ruang tamu. Dan sebelum itu ia mengambil secarik kertas serta pena.
"Kayaknya aku harus belanja semua kebutuhan aku sama Devan. Hum.. Beberapa dekor mungkin juga kali yak." Gumamnya seraya berpikir.
Tangan itu sibuk menulis segala sesuatu atau hal yang akan ia beli besok. Mulai dari kebutuhan pokok, kebutuhan pribadi nya dan mungkin beberapa dekor. Chyntya akan meminta Devan untuk menemani nya, semoga saja lelaki itu mau.
"Apa cari novel juga?" Gumamnya seraya berpikir namun beberapa saat setelah nya ia terkekeh.
"Rakus banget aku."
*******
Keesokan harinya sekitar pukul sepuluh pagi, seperti biasa setelah sholat shubuh Chyntya kembali membereskan rumahnya. Sebenarnya sudah beres, namun ada satu hal yang belum. Yaitu mencuci kain nya. Ada beberapa kain yang bau kayu dan tanah, sehingga Chyntya harus mencuci nya. Setelah itu ia menjemur nya di belakang rumah.
Syukur nya lagi, Devan sudah membaik dari sakitnya. Dan sekarang lelaki itu tengah merasa kesal akibat sedari tadi setelah ia bangun dan merasa membaik, Chyntya terus saja berusaha untuk menempel padanya.
Awalnya Devan biasa saja, mungkin karna Chyntya masih khawatir padanya. Devan mampu bersabar. Hanya saja, gadis itu masih mengintilinya bahkan saat Devan ingin ke kamar mandi. Dan itu membuat Devan emosi.
"Wah! Gila lo, ngapain ngikutin ke kamar mandi!?" Saat sadar apa yang dilakukan nya, gadis itu baru berhenti mengikuti nya.
Namun, ternyata gadis itu pun belum berhenti. Bahkan saat ini ia masih menyelesaikan cuciannya, mata nya terus melihat ke arah Devan dan membuat lelaki itu sedikit tertekan. Gue pengen marah, pengen bentak tuh cewe, tapi gue juga gak bisa! Kenapa ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVTA (END)
Fiksi Umum𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐁𝐀𝐏𝐄𝐑𝐏𝐇𝐎𝐁𝐈𝐂 𝐌𝐈𝐍𝐆𝐆𝐈𝐑❗ Apakah sebuah kesalahan mampu hilang lewat kata perjodohan? Menceritakan seorang gadis dan lelaki yang merupakan mantan sepasang kekasih, mereka dijodohkan atas dasar pertemanan serta permintaan kedua...