34. BERCERITA TENTANG MASA ITU (1)

38 0 0
                                        

WELCOME TO MY STORY, I HOPE YOU LIKE IT. AND PLEASE KEEP YOUR WORDS IN THE COMMENTS...ಠ_ಠ

Pertemanan yang sudah terjalin lama, adalah keindahan. Dan jika dipisahkan mereka akan saling merindu dan saat bertemu tak ada lagi kata malu

HAPPY READING❤

******************************************

Esok harinya, Devan dan Chyntya tak saling berbicara. Dan benar pula, hari ini Devan tidak akan bekerja atau hanya akan memantau dari rumah saja. Dan suasana dingin diantara mereka masih kentara sejak kejadian tadi malam. Pada akhir nya Devan memutuskan untuk ke kantor, karna merasa tidak nyaman berada di rumah. Sedangkan Chyntya merasa Devan masih saja marah dan menghindar.

Sakit sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi? Chyntya juga lelah jika menghadapi Devan yang sering berubah-ubah. Mungkin tidak apa-apa sesekali mendiamkan suami nya itu. Chyntya rencananya akan pergi ke caffe, mungkin saja ia bisa sejenak melupakan masalah nya disana. Namun, ketika mendapat kabar bahwa para sahabat nya akan datang, Chyntya urung untuk pergi.

Justru kini ia tengah menyiapkan cemilan serta minuman untuk para sahabat nya di meja tamu. Chyntya juga tidak lupa menyiapkan beberapa film dengan tujuan mereka nonton bersama nanti nya.
Sekitar pukul sebelas pagi, para sahabat nya pun kini datang.

Dan ketiganya sudah duduk di sofa. Dan Chyntya menuangkan minuman yang ia siapkan ke dalam gelas. Mereka berbincang-bincang mengenai kabar masing-masing selama tidak bertemu, menceritakan beberapa keseharian yang mereka lakukan dan hal-hal lucu yang membuat tertawa.

"Btw, dari tadi lo cuma nanggepin aja Tya. Ceritain juga keseharian lo, kehidupan lo sama Devan. Ya walaupun itu urusan rumah tangga masing-masing, tapi kalau cerita sedikit kan gak masalah." Jelas Shella yang disetujui oleh Marsha.

"Iyaa, dulu aja lo heboh banget kayak toa." Tambah Marsha mengingat sikap Chyntya dulu. Sang empu berdecak. "Dulu gue heboh karna digangguin mulu sama tuyul tremor." Ungkap nya.

Marsha tertawa. "Astaga... Lo masih ingat juga ternyata. Ngakak tau gak gue denger julukan lo sama Devan dulu." Chyntya ikut tertawa bersama dengan Shella.

"Tapi gue masih bingung, kenapa lo manggil Devan tuyul tremor? Padahal dia gak botak tuh, tremor juga enggak." Tanya Shella, dan Chyntya merespon dengan tawanya.

"Mungkin karna waktu itu gue terlanjur kesel kali ya, jadi gue nyebut tuh Devan  tuyul tremor." Pungkas Chyntya yang dihadiahi gelak tawa oleh kedua sahabat nya.

Saat dimana seorang Devan belum berperilaku dingin padanya, adalah sekitar lima tahun lalu sewaktu ia di bangku sekolah menengah atas. Dimana seorang Devan bersikap layak nya anak remaja yang menjahili seorang wanita.

Dan jika mereka tidak salah ingat, itu adalah saat jam istirahat.

Bunyi bel istirahat membuat para siswa bisa bernapas lega dari buku pelajaran dan ceramah dari guru yang mengajar. Senin memang hari yang melelahkan apa lagi dengan mata pelajaran yang semua nya sulit.

"Nanti mau pesan apa?" Tanya Chyntya setelah selesai mengemas buku.

"Gua apa aja deh Chyn, yang penting enak, kenyang, legahh." Sahut Marsha sambil menepuk perut nya dengan dramatis. Chyntya menggeleng melihat itu.

"Shella lo nanti makan apa?" Tanya Chyntya saat melihat Shella yang masih terlihat sibuk dengan wajah datar itu.

Yang ditanya belum menyaut, karna masi membereskan peralatan belajar nya. "Liat disana aja dulu." Jawab Shella seadanya.

DEVTA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang