33. EGOMU ITU MENYAKITKAN

33 0 0
                                    

WELCOME TO MY STORY, I HOPE YOU LIKE IT. AND PLEASE KEEP YOUR WORDS IN THE COMMENTS...ಠ_ಠ

Egoisme dalam sebuah hubungan memberi dampak negatif pada kedua nya, apalagi tidak diselingi dengan komunikasi yang jelas

HAPPY READING❤

******************************************

Kini jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Namun Devan belum menunjukkan tanda-tanda ia akan pulang. Chyntya sesekali meilirik meja makan yang kini diisi oleh berbagai makanan kesukaan Devan. Ia pikir hubungan nya dengan Devan sudah mulai membaik.

Makanya, setelah pulang dari caffe gadis itu berbelanja sebentar karna beberapa bahan tidak ada. Lalu saat sampai di rumah ia membersihkan diri dan melaksanakan sholat asar sebentar. Dan setelah nya ia langsung memulai ritual masaknya.

Dan kini, sudah tersaji berbagai makanan kesukaan Devan. Sederhana dan untung saja Chyntya juga menyukai nya. Namun saat dirinya juga sudah selesai melaksanakan sholat isya, Devan juga belum menampakkan batang idungnya. Bahkan dihubungi pun tidak bisa.

"Ishh, kok kamu lama pulang sii kak? Makanannya mulai dingin loh ini." Gerutu Chyntya saat mulai merasa kesal dengan Devan. Akhirnya Chyntya memutuskan untuk menonton televisi.

Acara yang ditampilkan semuanya membosankan. Akhirnya Chyntya memainkan ponselnya, namun tidak terlalu menarik. Chyntya pun memutuskan untuk bermain game pou, clift jump. Berharap Devan akan pulang sebentar lagi.

"Kalah teruss! Akh!" Chyntya kembali melirik jam yang kini menunjuk angka sembilan. Ia melempar asal ponselnya. Dan berjalan menuju meja makan. Lalu mengambil sendok dan mencicipi setiap makanan itu.

"Untung lah masih enak, tapi kamu kemana kak? Kenapa belum pulang.. Ini makanan udah dingin. Ponsel juga gak aktif." Chyntya brrgumam gusar, ia khawatir sekarang.

"Ya Allah semoga suami hamba baik-baik saja."

Sedangkan di tempat lain, tepatnya di perusahaan Devan. Pria itu tengah berkutat dengan komputer dan sesekali melirik ponselnya yang mati. Rasanya Devan ingin menghidupkan nya karna pasti Chyntya juga menghubungi nya.

Namun, Devan harus bertahan untuk tidak penasaran. Karna dia akan pulang saat malam sudah larut. Mengapa demikian? Devan ingin menghindari Chyntya. Ia merasa harga dirinya turun karna selalu salah tingkah pada Chyntya sedari pagi.

Kini waktu sudah berjalan menuju ke angka setengah sebelas malam. Namun Devan masih saja berkutat dengan setiap dokumen nya. Jika perkiraan nya benar, semua ini akan selesai hari ini dan besok mungkin ia bisa memantau dari rumah.

"Gue laper lagi." Gumamnya karna sebenarnya perut Devan sudah minta diisi sedari tadi. Devan hanya meminum kopi dan memakan beberapa roti saja, dan itu belum cukup untuk mengeyangkannya.

Harga diri, sangat berharga bagi Devan yang sekarang. Sedari awal bukankah Devan berjanji akan menyakiti Chyntya, namun entah mengapa yang ia lakukan tidak terlalu menyakiti gadis itu.

Bahkan Chyntya masih mampu tersenyum dan tertawa karna nya. Tidak goyah kah dia, barang sedetik saja. Tunggu, tunggu sebentar. Devan pernah menyakiti Chyntya. Bukankah saat ia mabuk dirinya mendorong Chyntya hingga mengenai lengan gadis itu.

"Ini ingatan pas gue mabuk! Gue udah nyakitin dia.." Devan mengusap kasar rambut nya. Dan mengumpat dalam hati. Merasa bodoh dengan perilaku nya. Devan pun berusaha untuk kembali fokus dengan pekerjaan nya yang tinggal sedikit lagi.

Beberapa saat kemudian saat telah selesai berkutat dengan berbagai dokumen, Devan langsung merapikan mejanya dan berjalan cepat mengambil kunci mobil serta ponsel. Ia melirik jam di tangannya. Sudah pukul satu, dan Devan yakin Chyntya sudah tertidur.

DEVTA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang