11. TAK TERKENDALI (2)

54 18 5
                                        

WELCOME TO MY STORY, I HOPE YOU LIKE IT. AND PLEASE KEEP YOUR WORDS IN THE COMMENTS...ಠ_ಠ

Beberapa hal yang tak dapat dikendalikan itu ada banyak, salah satunya adalah emosi.

HAPPY READING❤

Siapa bias mu di GG baru YG mendatang? 🧐

******************************************

Dokter datang setelah bel darurat ditekan, karna Agatha yang memerlukan ruang bernapas yang luas. Chyntya dan yang lainnya diminta untuk keluar. Chyntya menolak namun dengan paksa Fernon menariknya.

"Bunda bang, bunda kenapa... Chyntya takut.." Isak Chyntya, Fernon hanya mampu memeluk dan berusaha menenangkan Chyntya dalam pelukan nya.

"Jangan pikir yang aneh-aneh, do'ain Bunda sehat okeyy, Bunda gak papa, pasti."

Chyntya mendongak, "T-tapi Bunda bilang ayah pengen sama Bunda... Chyntya takut.." Fernon menggeleng dan mengecup kening adiknya itu.

"Bunda cuma kangen sama Ayah, Bunda gak papa, Zo.."

Amara melihat kedua bersaudara itu dengan tatapan haru, ia juga amat sedih melihat Agatha yang terbaring di brankar itu. Ia sendiri terkejut dengan sakit yang diderita oleh Agatha. Kanker paru-paru. Amara melepas rangkulan Bara padanya dan mendekati Chyntya.

"Chyntya..." Panggil nya lembut. Chyntya menoleh, Amara yang menatapnya lembut membuat Chyntya langsung menghamburkan pelukan pada Amara.

"Bunda, tante.." Amara mengangguk sambil mengusap punggung Chyntya, menyemangati calon menantunya itu.

Devan? Melihat semua yang ada di hadapan nya kini, terutama gadis yang kini terisak itu, membuat dirinya memutuskan tidak melirik sedikit pun. Namun, telinga nya masih berfungsi dengan baik, nyeri yang ia rasakan, perasaan sesak itu pun mampu membuat nya muak dan memutuskan untuk pergi.

Chyntya melihat nya dan hanya mampu melihat punggung itu menjauh.
"Bunda kamu bakal sembuh okeyy, kita do'ain yang terbaik supaya bunda gak kenapa-kenapa." Chyntya menjawab dengan anggukan.

Kini sudah setengah jam berlalu, mereka masih menunggu kabar dari dokter yang belum juga keluar itu. Chyntya bolak-balik melangkah dan terus mengintip dari kaca ruangan itu, dokter belum juga selesai. Chyntya takut, kuku-kukunya bermain dan bibirnya bergerak gelisah. Namun hati terus memanjatkan do'a.

Lalu dokter pun memunculkan dirinya. Chyntya yang paling dekat sontak saja mendekat dan bertanya.

"Gimana keadaan Bunda dokter? Bunda baik-baik aja kan? Bener gak papa? Dokter, Bunda udah bangun kan, saya mau lihat." Dokter tersebut terlihat bingung ingin menjawab apa.

"Chyntya tenang." Tegur Fernon dan tak diindahkan oleh Chyntya. Chyntya benar-benar berharap Agatha tidak apa-apa, ia belum siap kehilangan lagi.

"Syukur nya beliau sudah melewati masa kritisnya." Mendengar itu serentak semuanya mengucapkan. "Alhamdulillah.."

"Terus sekarang boleh kan liat Bunda, Dok?" Tanya Chyntya tak sabar.

Dokter tampak mengangguk. "Tapi yang saya ingin sampaikan ini tolong dengar baik-baik."

Chyntya berhenti saat akan masuk ke dalam ruangan. "Ada apa ya dok?"

DEVTA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang