26. PERGI DARI RUMAH MERTUA

68 24 4
                                        

WELCOME TO MY STORY, I HOPE YOU LIKE IT. AND PLEASE KEEP YOUR WORDS IN THE COMMENTS...ಠ_ಠ

Anak yang baik adalah anak yang tidak pernah membentak orang tuanya, walau ia kesal. Anak yang baik akan berusaha berubah dalam diamnya.

HAPPY READING❤

........................................................................

Setelah melaksanakan sholat isya bersama keluarga Devan yang diimami oleh Bara. Chyntya dan Devan naik ke atas menuju kamar mereka setelah mengucapkan selamat malam pada orang tua juga mertua bagi Chyntya.

Saat ini Devan kembali berkutat dengan laptopnya, telinga nya menangkap suara pintu kamar mandi terbuka, Chyntya sudah bersiap untuk kembali tidur di lantai jika saja suara bariton itu tidak bersuara.

"Tidur di kasur."

"Ha?" Chyntya cengo ditempat nya, saat ini ia tengah berlutut di lantai dan menatap Devan yang fokus pada layar laptopnya.

"Tidur di kasur, cuman hari ini kan?"

Chyntya mengangguk cepat, lalu melompat dengan girang ke kasur membuat Devan sedikit naik pitam dibuat nya, karna laptopnya hampir saja jatuh, jika tidak sigap ia menahannya.

"Bisa diam gak! Kalau lo banyak gerak disini, lebih baik tidur lagi di lantai. Gak usah pake karpet sekalian." Sentak Devan, membuat Chyntya diam dan langsung memposisikan tidurnya dengan nyaman.

"Kamu gak tidur?"

Devan menoleh sekilas lalu fokus kembali pada laptopnya. "Mau gue tidurin sekarang?"

"Gaklah!"

"Ck, Makanya, tidur!"

Chyntya pun mulai memejamkan matanya, hingga lima belas menit kemudian napas teratur nya membuat Devan sedikit melirik nya. Devan menghela napasnya lelah, lalu meletakkan laptopnya diatas nakas dan mulai memposisikan tubuhnya dengan nyaman.

Karna merasa risih dan tidak suka dengan pembatas yang sudah ia buat tadi, Devan mencampak bantal guling itu dan merapatkan tubuhnya pada Chyntya. Melingkarkan tangannya dipinggang istrinya itu, dan menenggelamkan kepalanya diceruk leher Chyntya.

Menghirup pelan aromanya, dan ikut menyusul Chyntya ke alam mimpi. Akhirnya ia kembali memeluk bantal guling palsunya. Nyaman, dan Devan merindukan pelukan ini.

"Seengaknya gue bisa meluk lo pas tidur, aja."

Chyntya sedikit bergerak gelisah saat merasakan geli pada leher belakang nya. Ia mencoba bergerak namun  tertahan oleh tangan yang masi melingkar di perutnya.

"Sssttt.... Tidur ya.. Tidur." Gumaman lembut itu seolah menghipnotis dirinya untuk kembali tenang. Devan bergumam dibawah ceruk itu, dan mengusap wajah Chyntya lembut.

Dan malam itu, sekali lagi Devan tertidur dengan memeluk Chyntya sang istri untuk yang kedua kalinya. Devan dalam hati kecil terdalam nya berharap, kegiatan ini akan terjadi lagi, lagi, dan lagi.

Pertahanan? Ia sepertinya tidak sadar, bahwa dirinya sendiri lah yang mulai membiarkan pertahanan itu hancur oleh seorang peri kecil yang cantik.

Keesokan paginya, Chyntya bangun dan merasakan berat pada tubuhnya. Lagi? Ia mencoba menoleh, tentu ia tau bahwa  yang sedang memeluk nya kini adalah suaminya. Chyntya melirik jam kecil yang ada di nakas, lalu bergumam kecil.

"Aku lagi dapet ya?" Chyntya melirik bagian bawahnya setelah bisa lepas dari pelukan Devan.

Chyntya memekik kecil dan dengan cepat ia berlari ke kamar mandi. "Ini sejak kapan? Tadi malam gak ada ishh." Kesal sekali rasanya, ia selalu mengalami datang bulan disaat yang tidak tepat.

DEVTA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang