WELCOME TO MY STORY, I HOPE YOU LIKE IT. AND PLEASE KEEP YOUR WORDS IN THE COMMENTS...ಠ_ಠ
Egoku itu besar, jika saja aku bisa menghancurkan nya walau sedikit, aku akan mengatakan bahwa diriku masih mencintaimu dengan sangat
HAPPY READING❤
******************************************
Saat ini Chyntya tengah berkutat dengan laptop nya untuk melihat grafik perkembangan dalam bisnis caffe nya. Chyntya mengurung diri di kamar sebab ia memiliki pekerjaan lain yang sangat penting. Selain untuk mengalihkan emosi nya, Chyntya memang perlu melihat perkembangan caffe nya, karna Chyntya mendapat kabar kurang menyenangkan dari sana.
Meskipun terus berkutat dengan laptop nya, Chyntya tidak melupakan pekerjaan nya sebagai seorang istri. Karna Chyntya tau Devan akan pulang malam, ia sudah menyiapkan makanan tersebut di atas meja makan. Setelah mencatat beberapa keperluan, Chyntya menutup laptop nya. Sudah selesai dengan pekerjaan nya.
"Alhamdulillah selesai juga...capek." Chyntya meregangkan otot-otot yang terasa kaku dan meminum air hangat yang sudah ia sediakan di atas nakas.
Chyntya memutuskan keluar dari kamar untuk kembali mengambil air, mata nya melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam.
"Wahh... Seharian cuma natap layar buat mata gue lelah, pengen tidur rasanya." Gumam gadis itu.
Tak berselang lama terdengar bunyi ketukan pintu dan dengan cekatan Chyntya membuka pintu itu. Dan terlihat lah Devan, suaminya. Tumben Devan pulang lebih awal? Chyntya dan Devan saling bertatap lama, sebelum Chyntya berlalu untuk menuntaskan tujuan nya tadi.
"Tya..." Panggil Devan membuat Chyntya yang berdiri di pinggir meja makan menghentikan kegiatan nya menuangkan air. Gadis itu menatap Devan dengan tatapan yang dingin menurut Devan.
"Kenapa?" Tanya Chyntya. Devan mendekat ke arah Chyntya, ia tidak suka dengan tatapan Chyntya dan nada bicara nya.
"Gue luka, Tya." Adu Devan, dengan menunjukkan telapak tangannya yang tergores dan memerah. Karna sedari tadi ia tidak mengobatinya dan hanya menyeka darah yang terlihat.
Chyntya melihat luka itu, dan mengambil tangan Devan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ia melihat luka itu, kemudian meminta Devan untuk duduk di sofa.
"Tyaa, gue luka." Ucap Devan lagi dengan sedikit sebal, Chyntya seolah tidak peduli dengan nya.
"Ya udah duduk disana, aku tau kamu luka. Biar aku obati." Balas Chyntya sedikit ketus.
Setelah mendapat kan kotak obat, Chyntya mulai berjalan mendekati Devan dan duduk di samping nya. "Sini tangan kamu."
Menurut, Devan memberikan tangan nya. Dengan telaten Chyntya membersihkan dan mengobati dirinya. Devan membiarkan Chyntya dengan kegiatan nya dan lelaki itu menatap Chyntya yang fokus mengobati nya.
"Kok bisa?" Mendengar pertanyaan itu Devan mengerutkan dahinya. Seolah paham, Chyntya kembali mengulang pertanyaan nya. "Kenapa tangan kamu bisa luka kayak gini?"
Devan kembali berusaha memutar otak nya agar menemukan jawaban yang tepat. Dia menepuk kuat kepalanya menggunakan tangan yang sedang diobati hingga obat itu menempel di kepala nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVTA (END)
ChickLitApakah sebuah kesalahan mampu hilang lewat kata perjodohan? Menceritakan seorang gadis dan lelaki yang merupakan mantan sepasang kekasih, mereka dijodohkan atas dasar pertemanan serta permintaan kedua orang tuanya. Namun, penyebab perpisahan dimasa...
