24. BERUSAHA IKHLAS

64 27 7
                                    

WELCOME TO MY STORY, I HOPE YOU LIKE IT. AND PLEASE KEEP YOUR WORDS IN THE COMMENTS...ಠ_ಠ

Tidak baik terlalu terlarut dalam kesedihan. Sangat menyesakkan.

HAPPY READING❤

Huwaa 4 hari gak UP maapkeun saya ya geng! 😭 Lupa soalnya..

........................................................................

Kini suasana pemakaman diisi dengan isak tangis dari Chyntya yang lebih mendominasi. Fernon terus berusaha menenangkan sang adik yang tidak berhenti untuk terisak. Sakit sekali melihat adik kesayangannya itu terus mengeluarkan air mata.

Sebenarnya Chyntya sudah lebih tenang tadi walau masih terisak, hanya saja saat kembali melihat sang Bunda yang akan dikafankan.. Chyntya seolah kembali tak terima mencoba menghentikan prosesi itu lalu ia berteriak histeris.

Dan disana Fernon mengamuk karna Chyntya yang terus saja bersikap berlebihan. Kita tidak pernah tau, bagaimana nasib seseorang kedepan nya. Dan kita tidak pernah tau kapan ajal akan datang untuk menjemput kita.

Semua sudah di garis kan oleh Allah SWT. Tidak ada yang bisa menentang, membantah apalagi menghindar dari apa yang sudah di kehendaki olehnya. Begitu pula kepergian Bunda Agatha. Tidak ada yang bisa menebak itu semua. Allah sayang dengan Bunda, makanya ia menjemput hamba nya.

Dan Bunda Agatha begitu merindukan sang suami. Damian, ayah dari Fernon dan juga Chyntya. Semua pelayat hadir untuk mendoakan Agatha. Pemakaman itu ramai diisi oleh sahabat-sahabat mereka, teman Agatha di kantor, para karyawan nya juga Chyntya. Dan juga partner bisnis Fernon serta keluarga Bara.

Semuanya juga mengucapkan duka cita mendalam kepada Chyntya, dan meminta gadis itu untuk sabar dan tabah serta ikhlas dalam menerima takdir Tuhan. Hingga beberapa saat pun berlalu.

Kini hanya tersisa keluarga Devan dan juga kedua putra dan putri Agatha. Chyntya mulai tenang dan menarik napasnya. Ia mengusap lembut papan nama sang Bunda.

"Bunda.. Chyntya minta maaf karna udah bersikap kayak gini. Chyntya sedih Bunda udah gak ada. Chyntya hancur karna Bunda pergi. Tapi Chyntya akan berusaha ikhlas. Chyntya tau Bunda kangen banget sama Ayah dan Bunda pasti juga dirindukan oleh Allah."

Chyntya mengucapkan setiap kata-kata dengan terbata-bata karna isakannya yang masih tersisa. Air mata itu masih luruh, jatuh. Namun, Chyntya akan berusaha tegar dan berusaha ikhlas agar Bunda Agatha juga dapat tenang disana.

Amara menghampiri Chyntya setelah dirasa menantunya itu cukup tenang. "Kita pulang ya sayang.. udah mau maghrib juga kan. Pulang ya?" Pinta Amara pada Chyntya yang menoleh padanya. Mata gadis itu terlihat sembab.

"Iyaa, Ma. Maaf tadi Chyntya malah kayak orang gila. Chyntya minta maaf ya, bang, Pa." Mereka mengangguk menjawab pertanyaan Chyntya itu. Chyntya pun berdiri dengan Amara yang merangkul nya.

Devan? Entahlah perasaan sesak itu belum hilang sedari tadi. Melihat Chyntya menangis, meraung, bahkan histeris. Lalu kini, ia ditenangkan oleh Amara. Devan ingin berada di posisi itu. Apa ini? Apakah ini rasa bersalah? Bodoh! Bagaimana mungkin perasaan ini adalah kecemburuan.. Haha.

Amara membawa Chyntya menuju mobil, Fernon dan Bara sudah berjalan terlebih dahulu. Devan menunggu agar kedua wanita itu lewat terlebih dahulu. Agar ia yang berjalan di belakang. Namun, sebuah tarikan tangan membuat nya menatap manik yang kini berkaca-kaca itu.

Amara berhenti karna melihat pergerakan Chyntya yang juga terhenti. Ia melihat ke arah menantunya itu dan salah fokus dengan tangan Chyntya yang menahan Devan. Amara mengangguk dengan senyum puasnya.

DEVTA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang