WELCOME TO MY STORY, I HOPE YOU LIKE IT. AND PLEASE KEEP YOUR WORDS IN THE COMMENTS...ಠ_ಠ
Demi ibu dan calon istriku aku rela menahan malu hingga tergugu.
HAPPY READING❤
......................................................................
Hari ini adalah hari yang sangat ditunggu oleh sang Mama. Hari dimana akan menjadi shopping bersama calon menantu nya.
Tadi, Chyntya kembali diajak sang calon mertua untuk merelaxkan pikiran. Padahal Chyntya tidak merasa harus melakukan itu. Chyntya ingin menolak karna harus menjaga Bundanya, semalam sudah ia tinggal. Masa sekarang harus ditinggal lagi.
Semalam saja, Chyntya hanya difoto lalu dikirim ke Agatha,karna ternyata Agatha tidak bisa di video call. Seperti nya data nya sedang dimatikan. Akhir nya foto yang terkirim hanya centang satu dan Agatha melihat setelah Chyntya sampai disana.
Dan kini Amara, tengah bersiap dengan sesekali bersenandung membuat Devan jengah sendiri. Devan menghela napas melihat antusiasme Amara yang tengah bersiap-siap itu. Amara yang sudah selesai dengan dandanan ala ibu-ibu pun melangkah mendekati anaknya yang berdiri di ambang pintu.
"Oi, Chyntya nya dah ditelpon belom? Malah cemberut lo." Omel sang Mama dengan bahasa sok gaulnya.
"Ma, Chyntya kan ngerawat ibunya, kenapa harus diajak lagi sii? Tante Agatha sering sendiri loh. Ya, walaupun ada Fernon."
Amara menoleh. "Makanya selagi ada Fernon Mama ajak dia, Chyntya sama Mama kan butuh pendekatan lagian pekerjaan dia juga dihandle sama karyawan kepercayaan nya, kok."
Lagi-lagi Amara mengelak, ia hanya terlalu senang dan rindu menghabiskan waktu bersama Chyntya seperti dulu saat anaknya dan Chyntya menjalin hubungan.
"Ck, udah tua tuh gak usah banyak tingkah. Ngelak mulu." Gerutu Devan dan dihadiahi cubitan oleh sang Mama.
"Aw aww, iya iya. Nih Devan mau telpon." Devan mengeluarkan ponsel dengan logo samsung itu. Mencari kontak orang yang dinantikan sang Mama.
"Eh eh, udah deh. Kita jemput aja dia kesana. Biar surprise!" Cegah Amara saat Devan hampir menekan tombol panggil.
"Lahh, dia aja yang kesini sii Ma. Ngapain repot kesana? Capek ahh."
Devan selain tak suka ia juga menganggap itu membuang-buang waktu. Kalo dari rumah Devan kan bisa langsung jalan. Tapi, kalau dari rumah Chyntya itu bisa lebih lama. Karna arah jalan yang berbeda.
"Nurut aja napa sii, sekali-kali manjain Mama dong. Dah cuss." Amara menggandeng lengan anaknya yang berjalan lesu itu.
Bara sudah mengizinkan mereka, namun kepala keluarga yang satu itu sudah berangkat kerja sedari pagi. Devan benar-benar di buat cuti karna Mamanya terus ingin bersama sampai acara pernikahan. Alhasil pekerjaan itu diserahkan pada Firdan sementara.Devan dan Amara memasuki mobil mereka.
Dalam perjalanan ke rumah Chyntya tentunya. Karna gadis itu berada disana, tentunya ia musti bersiap-siap. Di rumah sakit sudah ada Fernon yang menemani. Dan Chyntya mungkin lega dengan itu.
Devan dapat melihat senyum bahagia terpancar jelas dari wajah Mamanya. Devan ikut tersenyum melihat nya. Tapi, berat sekali hatinya untuk menerima semua kejadian belakangan ini. Devan tak bisa membuka hati untuk orang yang sudah melukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVTA (END)
Literatura FemininaApakah sebuah kesalahan mampu hilang lewat kata perjodohan? Menceritakan seorang gadis dan lelaki yang merupakan mantan sepasang kekasih, mereka dijodohkan atas dasar pertemanan serta permintaan kedua orang tuanya. Namun, penyebab perpisahan dimasa...
