WELCOME TO MY STORY, I HOPE YOU LIKE IT. AND PLEASE KEEP YOUR WORDS IN THE COMMENTS...ಠ_ಠ
Tidak apa-apa bila aku yang terluka, namun jika itu kamu, aku tak yakin bisa menahan murka
HAPPY READING❤
******************************************
Cahaya matahari kini memasuki ventilasi di kamar Devan. Lelaki itu tergganggu dan mulai membuka matanya dengan sesekali mengerjap karna cahaya yang menyilaukan. Saat badan kekar itu terangkat perlahan, Devan merasakan pusing di kepalanya. Ia teringat semalam ia minum-minum dan mabuk. Setelah nya ia lupa.
"Kamu udah bangun kak?" Tanya Chyntya membuat Devan tersentak kecil. Mata yang semula masih terlihat sayu itu kini terbuka lebar.
"Lo! Ngapain lo di kamar gue? Gue udah bilang kalau awshh--siall!" Umpat Devan saat merasakan nyeri di kepalanya. Chyntya yang khawatir mendengar nya langsung mendekati Devan dan menyentuh tangan Devan.
"Biar aku pijitin aja ya, kak." Ujar Chyntya lembut. Devan hendak melarang nya namun Chyntya langsung memegang wajah Devan.
"Kamu mau aku sleding ya?" Ungkap Chyntya dengan mempertahankan senyum nya. Senyum yang menyiratkan ancaman. Devan menegak kasar ludahnya yang tidak ada. Karna baru bangun tidur otomatis kasat. Hahaha.
Akhirnya Devan menurut tanpa membantah. Chyntya menuntun Devan untuk berbaring di pahanya. Lalu dengan perlahan Chyntya memijat kepala Devan. Lembut namun terasa, sesekali Devan meringis karna Chyntya mendapat spot rasa sakit nya.
"Oke, sekarang kamu duduk terus sarapan. Aku udah masak nasi goreng ayam kesukaan kamu." Titah Chyntya. Chyntya pun menyuapkan Devan dengan telaten setelah lelaki itu duduk dan meminum tiga teguk air.
Devan menatap Chyntya yang dengan telaten menyuapi nya. Suara lembut Chyntya yang menceritakan sesuatu yang entah apa Devan tidak fokus. Justru telinga pria itu memerah saat salah fokus melihat benda berwarna pink yang sedang berceloteh itu. Sial!
"Kamu izinin kan?" Tanya Chyntya saat melihat Devan memalingkan wajahnya. Namun ketika Devan melihat nya lagi, tatapan bingung ia dapatkan dari wajah suami nya.
"Kamu dari tadi dengerin omongan aku atau kamu lagi ngelamun yang aneh-aneh?" Chyntya tau karna ternyata Devan tidak banyak berubah. Dalam hati ia menahan tawa karna gemas dengan raut wajahnya Devan yang sedikit memerah itu.
"Lo izin apa emang?" Devan berdehem untuk menetralisir salah tingkahnya.
"Aku izin, mau pergi ke caffe soal nya udah lama aku gak mantau, aku takut anak-anak disana keteteran, apalagi mereka udah persiapan ujian." Jelas Chyntya untuk yang kedua kalinya.
"Gue izinin, gue udah sarapan nya. Dan jangan nuduh macam-macam." Peringat Devan yang justru di tatap lucu oleh Chyntya.
"Loh, emang bener kan? Kamu mikirin aku yang aneh-aneh tentang apa?" Chyntya justru menggoda Devan. Pria itu menggeram.
"Lo mau gue banting ya?" Dan tawa Chyntya pun pecah, seketika Devan terpana dengan senyuman gadis itu. Devan beranjak dari tempat tidur itu dan berjalan menuju kamar mandi, ia tersenyum karna setidaknya Chyntya pun tertawa karna diri nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVTA (END)
ChickLitApakah sebuah kesalahan mampu hilang lewat kata perjodohan? Menceritakan seorang gadis dan lelaki yang merupakan mantan sepasang kekasih, mereka dijodohkan atas dasar pertemanan serta permintaan kedua orang tuanya. Namun, penyebab perpisahan dimasa...
