WELCOME TO MY STORY, I HOPE YOU LIKE IT. AND PLEASE KEEP YOUR WORDS IN THE COMMENTS...ಠ_ಠ
Jika tanpaku kamu bisa bahagia, maka tidak ada alasan untuk ku bertahan.
HAPPY READING❤
****************************************
Setibanya Altan serta Shella di rumah Devan, mereka sangat shock melihat keadaan kedua pasutri itu. Chyntya yang menegang kaku dengan air mata yang terus mengalir, dengan Devan yang memeluk nya sarat akan rasa takut kehilangan.
"Astaghfirullahalazim, Devan! Kalian kenapa, kenapa bisa berantakan gini?" Panik Shella yang juga memperhatikan sekitar yang berantakan.
"C-C-Tya.. Gak kenapa gue, dia takut sama gue, Shel. Dia terus nangis padahal udah gue peluk, badannya juga kaku. Gue takut, Al. Tolongin, dia."
Suara Devan terdengar parau dan serak, sahabat nya itu menjadi tak tega melihat keadaan Devan, terlebih Chyntya. Shella bahkan menepuk pelan pipi Chyntya. Namun gadis itu tak juga mengalihkan pandangan nya dari atas langit.
Shella merebut tubuh Chyntya dari Devan dan mengguncang sahabat nya itu. "Chyntya! Sadar, Tya! Istighfar, Tya..."
Shella menangkup wajah Chyntya agar menatap nya. Shella tertegun, pandangan sahabat nya tiba-tiba kosong dan hanya ada aliran air mata. Suhu tubuh sahabat nya itu pun dingin.
Shella mengusap kedua tangan Chyntya, merapikan lagi pakaian sahabat nya yang mulai terbuka, rambut yang berantakan akibat kerudung yang terlepas juga ia rapikan.
Sedangkan Althan, berusaha membuat Devan sadar bahwa Chyntya butuh dukungan dari nya, bukan terlihat rapuh seperti yang terjadi pada nya sekarang.
"Devan.. Chyntya butuh lo yang kuat di samping dia, ngedukung dia dan buat dia yakin. Bukan lo yang rapuh gini! Sikap lo justru buat Chyntya bakal ngerasa bersalah dan sedih, Dev. Open your mind! Look at your wife!"
Devan tau ia telah salah. Namun ini semua adalah efek ketakutan nya akan kehilangan sosok yang sangat ia sayangi. Sungguh, ia tidak dapat berpikir jernih saat melihat keadaan Chyntya tadi. Darahnya mendidih dan otaknya juga tak mampu berpikir jernih.
"Gue takut, Al. Gue cuma takut."
Althan menghela napas nya. "Ingat lo punya Allah tempat lo meminta dan memohon ampun. Minta sama Allah buat angkat sakit istri lo, mohon ampun sama Allah karna lo telah lalai."
"Meratapi nasib dan melupakan nya justru bakal buat lo semakin hilang arah, Dev. Dan yang di atas berhak ngambil Chyntya, kapanpun." Tambah Althan membuat lelaki itu gundah.
Benar, Ia telah lalai menjaga istrinya. Hingga Chyntya mengalami shock seperti itu. Ia bahkan tidak tau mengapa sampai seperti itu. Devan selalu kehilangan arah dari dulu. Ia melampiaskan masalah lewat hal-hal gelap yang tak seharusnya.
"Ya Allah... Maaf kan hamba yang telah melupakan mu. Lalai terhadap dirimu, menyalahkan mu atas segala hal yang menimpa ku. Padahal masalah nya ada pada diri ini, ya Allah."
Althan menepuk pundak Devan, ia akan menunggu hingga lelaki ini mampu kembali menopang dirinya dan berpikir jernih.
"Meski begitu.. Hamba mohon. Tolong...angkat penyakit istriku itu ya Allah. Melihat nya menderita, rasanya melebihi sakitnya tertusuk pisau."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVTA (END)
ChickLitApakah sebuah kesalahan mampu hilang lewat kata perjodohan? Menceritakan seorang gadis dan lelaki yang merupakan mantan sepasang kekasih, mereka dijodohkan atas dasar pertemanan serta permintaan kedua orang tuanya. Namun, penyebab perpisahan dimasa...
