24

1.6K 236 61
                                    

"Nah! Seperti itu aturannya!" Ucap Nao setelah menjelaskan.

"Waah, itu kompetisi sekaligus latihan!" Ujar Mitsuri semangat.

"Bagaimana? Setuju?" Tanya Nao memastikan.

"Setuju!"

"Terserah"

"Hm"

"Untuk mencari lawan bagaimana jika suit?" Ucap y/n.

"Hm, ide bagus"

.
.
.

"Hey, kau tidak boleh memakai pernafasanmu. Itu curang karna kau bisa menghentikan waktu" ucap Uzui tidak terima.

"Ngatur"

"Hey!💢"

"Y/n tidak boleh menggunakan pernafasan lain!" Tolak Kanae setelah tau kalau y/n pake pernafasan lain itu paru parunya bisa sakit trus hancur.

"Memangnya kenapa? Trauma? Manja sekali" sarkas Obanai kesal. Dia suit trus dapet lawan ni bocil kematian.

"Haa? Manja??" Bingung y/n. Apa hubungannya pernafasan ama trauma? Stres ni orang.

"Ya, kau manja dan kekanak-kanakan. Apa apaan trauma itu, semua orang juga memiliki trauma. Kau saja yang manja"

"... Apa menurutmu aku ingin memiliki trauma?"

"Cih, lihat bukan. Dia kekanak-kanakan"

Y/n tersenyum. "kau berbicara seakan tau traumaku, memang kalian tau apa traumaku? Memang kalian tau kenapa aku trauma? Tidak bukan" ucapnya tanpa meluruhkan senyumnya.

"Cih, yang seperti ini saja dipermasalahkan" ucap Obanai jengah.

Gadis itu mendengus lucu. Mereka tidak tau... Mereka tidak mengerti rasa sakit dari orang yang ingin membunuh dirinya sendiri.

"Sudah sudah, abaikan saja ucapan orang bodoh ini" ucap Nao melerai.

"Ya biarin sih, kan semua orang berhak bodoh" ucap gadis bersurai putih itu mengangkat bahunya acuh.

"Kau!" Obanai hanya menatap y/n kesal.

"Maa~ maa~ kita mulai saja yaa"

______

"Aku menang~" ucap y/n mengarahkan pedang kayunya dileher Haru.

"Ck, kenapa pernafasanmu harus waktu sih!" Ujar Haru tidak terima.

"Muehehe"

"Jadi, y/n-Chan adalah pemenangnyaaa" ujar Mitsuri memeluk y/n dengan kencang.

'kenyel kenyel ngeselin' batin y/n kesal.

"Haah.." Uzui menghela nafasnya.

"Wah, kena mental kah?" Tanya y/n polos.

"Berisik! Bagaimana bisa aku dikalahkan hanya dalam satu menit!" Cerocos Uzui tidak terima.

"Kau lebih lama daripada Iguro dan Shinazugawa, Uzui-San~" ucap Shinobu menghibur.

"Buahaha mereka kalah dalam 2 detik saja" ucap Uzui tertawa mengejek.

Y/n tersenyum melihat beberapa pilar saling ejek ketika kalah dengan Nao, Haru, dan dirinya sendiri.

Dia menatap langit yang sudah berubah menjadi jingga. Jingga... Ya. Raut wajah y/n berubah drastis, dari yang semulanya senyum menjadi sendu.

Jingga... Jingga... Ah, waktu ayahnya meninggal setelah mobil ayahnya tertabrak sebuah truk. Membuatnya takut kepada suara keras. Setidaknya ayahnya lebih baik, dia memberi y/n uang saku dan tidak memukulinya seperti ibunya itu. Tapi tetap saja sih y/n membayarnya dengan mental.

happiness [KnyxReaders]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang