Kiyo menggeser kamar tempat y/n berada sambil diikutin para pilar yang masuk mode kepo.
Kiyo berjalan kearah gadis yang duduk sambil memeluk lututnya sendiri.
"Y/n.."
Gadis itu mendongak, tatapan mata merah kosong itu bertubrukan dengan iris biru ke abu abuan yang menatap lembut dirinya. Mata yg mengingatkan y/n ke ibunya itu.
Kiyo berjongkok menyamakan tingginya dan mengelus puncak kepala y/n, senyum hangat tidak pernah luntur dari wajahnya.
"Sesak ya?" Tanya Kiyo miris melihat mata kosong adiknya.
"Aku tau, aku tau kau ingin menangis. Tidak perlu ditahan ya, kau bukan pembunuh, kau tidak egois... Kau menerapi hukum alam. Membunuh... Atau dibunuh, kau lihat sendiri bukan, ibumu ingin membunuhmu, kau hanya berusaha bertahan untuk hidup" ucap Kiyo tersenyum.
"Jika aku menangis apa aku akan dipukul?" Tanya gadis kecil itu memiringkan kepalanya.
"Tidak, tidak akan. Jika kau menangis maka aku akan memelukmu, kau memiliki sandaran"
"Bolehkah?" Mata gadis itu berkaca kaca, siap menumpahkan air yang dia pendam. Kiyo memeluknya erat, membuat gadis yang dipeluknya tambah menangis.
Tangis itu akhirnya keluar, tangis yang dia pendam, tangis yang terdengar sangat menyedihkan.
Dua orang, dua orang yang dia kenal dibunuh oleh tangannya sendiri. Natsuko yang membunuh fisiknya, dan Mae yang membunuh batinnya sejak kecil. Apa dikehidupan sebelumnya y/n melakukan kesalahan besar hingga hidupnya yang sekarang penuh penderitaan?
"Kau tau y/n? Kau adalah orang yang spesial" ucap Kiyo.
"Aku bukan orang spesial" jawab gadis itu pelan.
"Kau spesial"
"Aku tidak spesial! Tidakkah kau mengerti... Itu hanya sesuatu yang kau katakan untuk membuatku tenang! Itu hanya perkataan agar aku merasa lebih baik pada diriku sendiri karna aku hanya seorang anak yang lahir dari kesalahan!" Teriak gadis itu keras.
Kiyo mengeratkan pelukannya.
"Kau spesial dimataku"
"Spesial dimataku juga" ucap Nao tersenyum.
"Kau spesial dimata kakiku" timpal Haru yang langsung tepar gegara ditendang Nao keras.
"Dimata kami juga" ucap Shinobu tersenyum.
_______
"Jadi... Ibu pilar waktu kita menjadi oni?" Oyakata-Sama tersenyum lembut.
"Benar, Oyakata-Sama" ucap y/n.
"Aku akan meminta pendapat yang lain, apakah kau akan membelah perutmu sendiri itu tergantung para Hashira yang lain"
"Saya tidak setuju" ucap Nao dan Haru bersamaan.
"Saya dan adik saya tidak setuju" Kanae menyahut dan diangguki oleh Shinobu.
"Netral" ucap Muichiro tidak peduli.
"Saya tidak setuju!" Ucap Mitsuri.
"UMU! Dia sudah tidak memakai marga Hayashi, jadi dia hukan keluarganya lagi bukan!" Ucap renggoku semangat. Dia harus balas Budi ke gadis itu, karna gadis itu dia masih hidup disini.
"Aku sedikit tidak setuju dengan aturan membelah perutnya sendiri, dia sangat elok. Sungguh dia sia jika mati konyol seperti itu"
"Aku setuju dia membelah perutnya" ucap Sanemi.
"Aku juga setuju seperti Shinazugawa" ucap Obanai acuh.
"Namu, kasihan sekali... Aku netral" ucap Gyomei.
KAMU SEDANG MEMBACA
happiness [KnyxReaders]
FanfictionKebahagiaan? Entahlah.. mungkin itu hanya mitos agar kita tetap semangat untuk menjalani hidup. ________________ Jadi gini, karna gw gabisa bikin deskripsi, mending lu baca ae dah. Warn!! 15 tahun keatas, soalnya ada beberapa jokes dewasa