56. (End Of Everything)

2.5K 239 373
                                    

Kemarin ada kesalahan. Bukan dua chapter lagi end, tapi sekarang.

____________

Muzan berlari hendak melarikan diri, tapi bayangan penuh potongan tangan yang menahan tubuh Muzan tiba tiba muncul. Haru menggunakan pernafasan miliknya.

Lalu dengan cepat Nao menggunakan pernafasan miliknya dan memasukkan obat obatan yang dibuat y/n. Nao terus menusuk mulut Muzan, memaksa obat yang ada di nichirin miliknya tertelan oleh Muzan.

Setelah masuk, Nao dengan segera menghindari segala serangan Muzan.

Secara tiba-tiba, Obanai menusukkan nichirin miliknya keleher Muzan. Para pilar juga menyerang Muzan dengan membabi buta.

Tahan dia, tahan dia dengan apapun! Itulah yang dipikirkan mereka.

"Kau kehabisan oksigen Muzan? Staminamu berkurang? Ada sesuatu yang aneh dengan tubuhmu?" Tanya y/n beruntun.

Ah, sekarang Muzan tau. Gadis itulah yang membuatnya seperti ini.

Ketika Muzan melakukan serangan gelombang kejut, para pilar yang lainnya terkena serangan itu, tak terkecuali trio isekai.

"Cih, hidupmu sangat menyusahkan orang lain" ujar Nao bangkit. Mereka langsung kembali menyerang Muzan.

Inosuke, Zenitsu dan Tanjiro... Memasuki pertarungan.

Muichiro dan Kanroji datang dan langsung menebas Muzan.

Lalu Sanemi menyabetkan Nichirinnya ke wajah Muzan, membuat wajah itu terbelah menjadi dua. Tetapi wajah itu mulai berubah menjadi mulut besar bau jigong yang ingin menerkam y/n.

Tapi karna Mui liat ayang mau di 'ngap', diselamein deh.

Mereka terus menyerang Muzan. Tapi... Mereka hanya berfokus pada tujuan mereka, tidak kepada sekitar.

Sebuah tentakel muncul diperut Muzan dan melesat dengan cepat melubangi perut seseorang yang sedang Menolong beberapa orang. Mata mereka terbelalak... Y/n, gadis itu JADI DONAT!! YEEEY!! BANZAIIII

Tapi gadis itu tetap berdiri tegap dan langsung memotong tentakel itu dengan cepat agar Muzan tidak menyerap darahnya. Dia mengangkat kepalanya dan berkata "ilusi"

Para pilar menjadi lega dengan hal itu.

Y/n berjalan ke belakang suatu gedung.

"Sakit..."

Itu bukan ilusi, tubuh asli y/n memang dilubangi. Dia berkata jika ini ilusi agar mereka semua bisa fokus pada tujuan mereka.

"Kenapa tiba tiba mungcul tentakel sih" gumam y/n.

"KWAK! KAU-"

"Nara... Diamlah" ucap y/n pelan sambil menyenderkan tubuhnya di dinding bangunan yang dingin. Dia mendudukan tubuhnya agar lebih rileks.

Sebuah sinar terlihat... Sinar hangat yang sangat nyaman ketika terkena kulit.

Matahari telah terbit.

"Aku- aku harus memberitahu Kocho-"

"Tidak perlu, perutku berlubang Nara... Ini tidak bisa diselamatkan. Biarkan mereka fokus mengalahkan Muzan.

"Tapi-"

"Kemarilah, Nara" ucap y/n tersenyum lembut.

"Lihat... Suara keras itu, disana sangat ramai. Pasti Muzan telah membengkak menjadi bayi menjijikan"

"Kau- kau harus-"

"Nara..." Perkataan dengan intonasi tenang dan lembut itu membuat Nara terdiam.

"Ah, tuhan pasti membenciku. Dia memberikan takdir kematian yang mengerikan untukku, padahal rencananya aku hidup tenang sampai umur dua puluh lima tahun."

happiness [KnyxReaders]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang