"To-tolong aku! Disini sangat mengerikan! Kumohon bawa aku pergi dari sini!" Wanita itu bersimpuh.
Lelaki bersurai putih hanya menatap wanita itu datar.
"Setelah semua yang kau lakukan?" Lelaki itu tersenyum remeh.
"A-apa m-maksudmu?" Si wanita mendongak.
"Kau tau seorang anak bernama Hayashi y/n... Bukan"
"Ba-bagimana-"
"Bagaimana aku tau? Apakah kau ingat bayi yang ada didalam perutmu dulu, janin bayi itu terlalu lemah untuk lahir didunia bukan" Kiyo tersenyum mengejek.
"Bagaimana kau tau!"
"Itu aku" wajah Kiyo berubah menjadi datar.
"Ap-"
"Itu aku, bayi lelaki yang tidak bisa lahir didunia. Tidakkah kau bingung kenapa aku bisa ada disini? Itu karna aku ingin berbicara denganmu... Ibu" wajah Kiyo saat memanggil wanita itu ibu berubah seperti melihat lintah.
"Ka-kau benar benar anakku? Benarkah? Ka-kau sangat tampan. Ba-bawa aku pergi dari tempat ini kumohon! Di-disini mengerikan"
"Setelah yang kau lakukan ke adikku? Kau memintaku untuk membawamu? Lucu sekali"
"Pelecehan verbal tanpa henti, memukulnya terus menerus, membuat dia memiliki penyakit mental, membuatnya trauma, menjualnya ke lelaki hidung belang dan hampir diperkosa, memberikan makanan tak layak kepadanya, dia hampir meninggal karena mu! Tapi kau tidak peduli? Dan dengan tidak tau malunya kau ingin aku membawamu pergi dari tempat siksaan ini?"
"Kau itu penuh dosa, bahkan setelah menjadi iblis kau memakan 147 manusia" Kiyo berucap datar
"A-aku tidak sengaja! Nafsuku semakin besar ketika melihat manusia!"
"Kau pikir aku peduli dengan alasanmu itu?"
"Kumohon!! Aku minta maaf! Aku minta maaf!"
"Kau sudah terlambat, sangaaaat terlambat" lelaki itu menyeringai. Sorot matanya bercahaya dan auranya mirip dengan y/n.
_____________
"Huweee ini malam terakhir kita berkumpul" Mitsuri memeluk erat Nao.
Suasana dikediaman itu sangat ramai.
'ini menjengkelkan, kau selalu datang diwaktu yang tidak tepat' y/n melihat tangannya yang gemetaran. Jantungnya bergemuruh, serangan panik itu tiba tiba datang.
Y/n menggigit bibir bawahnya, mencoba menenangkan diri dengan mengingat rumus rumus fisika yang dia pelajari dulu.
Tidak bisa! Serangan panik ini menyebalkan, y/n berjalan pergi dan membuka pintu diam diam. Setelah keluar y/n kembali menatap tangannya yang masih gemetaran.
"Ini tidak nyaman..."
Merasa ada hawa kehadiran seseorang dia langsung menoleh kebelakang. "Mui..."
Orang yang dipanggil hanya mengerutkan keningnya, matanya bergulir, melihat ke tangan gadis bersurai putih itu yang gemetara.
"Apa yang terjadi dengan tanganmu" ucapnya menunjuk tangan y/n.
"H-hum? Ini sudah biasa, serangan panik" jawab gadis itu pelan.
"Oh"
"Apa yang kau lakukan disini, Tokito-San"
Muichiro tersenyum remeh. "Kau tadi memanggilku dengan nama pendekku tapi sekarang kembali memanggilku dengan marga? Aneh sekali"
"Apa kau ingin kupanggil Mui-Chan?" Y/n tertawa geli membuat Muichiro mendecakan lidahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
happiness [KnyxReaders]
FanfictionKebahagiaan? Entahlah.. mungkin itu hanya mitos agar kita tetap semangat untuk menjalani hidup. ________________ Jadi gini, karna gw gabisa bikin deskripsi, mending lu baca ae dah. Warn!! 15 tahun keatas, soalnya ada beberapa jokes dewasa