37

1.3K 219 112
                                    

"sebenarnya lambungmu sekecil apa" ujar pemuda itu kesal.

"Tidak tau, aku tidak pernah membelah perutku untuk mengetahui sekecil apa lambungku" jawab si gadis dengan polos.

"Letakkan saja, aku akan membayarnya"

"Tidak! Nanti ramen ini akan menangis jika kita tidak memakannya" celetuk y/n.

"Hah... Darimana lagi kau mendapat cerita itu"

"Tidak perlu dipikirkan, habiskan miliku saja"

"Ck, tinggal ditinggal saja"

"Aku memiliki dendam ke makanan! Ini harus habis, dulu memakan makanan enak ini saja aku jarang" y/n berucap pelan.

"Kemarikan"

____________

"Ngok" kepala gadis itu menyembul dari samping pintu.

"Ah, aku lupa Kiyo pergi..." Wajah y/n menjadi murung.

"Baca buku sajalah" y/n berjalan masuk kekamar kakaknya dan mengambil tiga buku tebal berisi sejarah. Dan duduk disalah satu bangku didekat jendela yang memperlihatkan senja.

Kamar Kiyo yang didominasi warna abu abu dan banyaknya buku buku yang belum y/n baca cukup mengisi waktu luangnya.

.
.
.

Gadis itu menguap bosan, dan mulai menutup buku. Pandangan gadis itu terarah ke tumpukan banyak buku dan beberapa buku yang berserakan.

"Berapa lama aku membaca" mata y/n bergulir ke jendela. Sudah pagi.

Gadis itu hanya mengangkat bahunya acuh dan mulai menata buku buku yang berserakan ke tempat asalnya.

"Kwak! Kau belum tidur! Belum! Kau harus jaga kesehatan!" Omel Nara yang hinggap dibahu y/n dan menggigit telinga y/n.

"Mimpi milikku mengerikan, lebih baik aku tidur bersama Nao saja. Setidaknya jika tidurku gelisah dia akan membangunkanku" y/n berkata acuh.

"Kwak! Aku kesini karna Nao ingin kau segera kembali kesana kwak!"

"Katakan padanya aku akan datang siang ini" y/n membuka pintu kamar mandi.

.
.

"Kau tidak tidur kah?" Tanya Nao sambil mengunyah permen yang dibawa y/n dari kamar Kiyo.

Y/n menganguk pelan. "Untuk apa kau membawa buku tebal itu" Nao menunjuk buku yang ada dimeja.

"Sejarah dunia? Kau masih membaca yang seperti ini?" Tanya Haru membaca judul bukunya.

"Lagian kita sudah tidak tinggal didunia itu bukan... Membaca ini tidak akan ada gunanya" Haru berucap pelan. Bohong dia jika tidak merindukan kehidupannya yang dulu.

"Kau benar... Aku merindukan orang tuaku.." ucap Nao pelan membuat Haru mengangguk setuju.

"Bagi yatim piatu sepertiku sih sudah biasa" celetuk y/n.

Haru dan nao saling lirik.

"Pft- benar juga ya" Nao terkekeh geli.

"Bercandaanmu gelap y/n"

"Kau belum tidur bukan, sini tidur" Nao menepuk pahanya sendiri membuat y/n berbinar dan langsung mendaratkan kepalanya disana.

Haru menatap iri. 'gw ga pernah tidur disono loh...'

"Nee Nao, apa sampai sekarang kau masih iri denganku?" Tanya y/n tetap memejamkan mata.

"Iri? Kenapa aku harus iri denganmu" elak Nao.

happiness [KnyxReaders]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang