12

2K 297 106
                                    

"Hah... Masuk hutan lagi? Ugh Perasaanku tidak enak" gumam y/n yang bisa didengar Muichiro yang ada dibelakangnya. Sedangkan yang denger ga peduli, dia tetep jalan walaupun dia bingung. Kok tu anak bisa ngangkat sabit yang keliatannya berat sih? Badannya kecil loh.

Tapi apasi yang engga buat yeen.

Y/n terus berjalan sambil sesekali memutar sabitnya. Hingga dia tiba tiba berhenti berjalan, membuat Muichiro menatap aneh y/n.

"Apa lagi?" Tanya Muichiro jengah. Tapi tiba tiba dia merasakan aura oni yang kuat, membuat dia juga terdiam sambil memegang erat nichirinnya.

"Hm?~ wah! Kita bertemu lagi nona manis"

"Sial" ucap y/n dengan nada datar.

"Ehh... Kau terlihat tidak senang melihatku. Padahal aku cukup senang melihatmu loh" ucap Douma dengan wajah sedihnya.

"Wah, gaya bicaramu tetap menjijikan" ucap y/n yang diam diam mengeluarkan kartu racunnya.

"Heee, nona manis ini jahat sekal-"

Trang

Sabit milik y/n beradu dengan kipas milik Douma. Jangan lupa tangan satunya nancepin kartu ke leher Douma.

'ce-cepat! Gadis ini berbahaya' batin Douma terkejut. Untung saja dia memiliki reflek yang bagus, jika tidak sekarang sabit y/n sudah menancap di kepalanya.

Muichiro yang melihat kecepatan y/n terdiam.

'apa apaan kecepatannya' batin Muichiro kaget.

"Hoo, refleksmu cukup bagus" ucap y/n kembali menyerang Douma dengan tenang.

"Perlukah aku menggunakan pernafasan? Hm, sepertinya tidak perlu, aku tidak ingin Muzan mengetahui pernafasanku" ucap y/n disela sela menyerang Douma.

"Kau... Cukup kuat" ucap Douma melompat menjauh.

"Kenapa kau menjauh? Apakah kau takut? Apa ini, aku baru menyerang dengan santai" y/n menyeringai mengejek.

"Benar, kau berbahaya" ucap Douma dengan nada datar. Dia mulai menggunakan jurusnya, jurus yang membuat paru paru membeku ketika menghirup udara.

Y/n yang udah tau cuma nahan nafas dan menyerang dengan santainya. Kabut berdatangan, menandakan Muichiro mulai menggunakan pernafasannya.

'kalo Mui ikut pertarungan ntar malah Douma incar dia' y/n mulai berfikir. Lampu imajiner ada diatas kepalanya. Menandakan dia memiliki ide.

Dia mendongak keatas, melihat ada semburat jingga. Y/n mengulas senyumnya.

"Hey, matahari akan terbit loh. Kau tidak ingin kembali ke markas yang dikendalikan dengan Nakime hm?" Ucap y/n menyeringai.

"Dari mana kau tahu itu!!"

"Kau pikir aku tidak mengetahui hal seperti itu huh? Bahkan aku tahu tahun berapa Muzan menjadi iblis" ucapnya dengan sorot mata dingin.

Pintu terbuka dibawah Douma, membuatnya terjatuh kedalam sana.

"Apa yang-"

"Dia pergi. Kembali ke markasnya" ucap y/n memutar sabitnya.

"Markas..?"

"Ya"

"Kau mengetahui itu"

"Ayo kembali" ucap y/n memotong pembicaraan.

_________

"Jadi... Kau dan y/n bertemu dengan Uppermoon dua?" Tanya Oyakata-Sama ke Muichiro. Kalian cari y/n? Dia males ngelapor jadi dia kabur deh.

"Ya oyakata-sama. Bahkan dia mengatakan jika dia tahu ditahun berapa Muzan menjadi iblis"

"Hmm, sepertinya y/n mengetahui sesuatu. Ah, besok aku akan mengadakan rapat pilar saja. Jika aku yang memanggil y/n sendiri dia pasti menolak" ucap Oyakata-Sama tersenyum.

"Baik, saya undur diri dulu"

"Monggoh mas"

______________

"Kiyooo" panggil y/n yang udah tiduran didepan pintu. Tiba tiba dia kakinya letoy kek jeli.

"Lu ngapain menggelepar disini" ucao Kiyo menoel noel pipi y/n.

"Gendong" ucap y/n manja. Kiyo hanya menurut dan menggendongnya ala koala.

"Masa tadi gw ketemu bandit, habis itu ketemu Douma" adu y/n menyenderkan kepalanya dibahu Kiyo.

"Ketemu Douma? Kok bisa"

"Ya ga tau. Tiba tiba dia nongol kek jelangkung"

"Hadeh"

"Btw gw masih bingung" ucap y/n memainkan rambut Kiyo

"Bingung nape?"

"Gini nih, ini pertanyaan udah lamaaa banget nganggur di otak"

"Terus"

"Kok muka lu mirip kek gw? Cuma matanya aja yang beda, trus mata lu mirip kek emak" ucap yeen.

Kiyo diam.

"Woi! Jawab oi"

"Ooh, kebetulan kali. Kan gw gapernah ketemu elu sebelumnya"

"Iya yah, coba aja aing dulu punya kakak. Ntar aing ga sendirian tuh kalo digebukin emak, trus setidaknya kalo dimasukin ruang hukuman jadi ga sendiri" ucap y/n pelan sambil memejamkan mata.

Kiyo mengelus punggungnya.

Y/n tidak tau raut wajah Kiyo sekarang. Raut wajah yang sedih, dan kecewa. Raut wajah itu tercampur diwajahnya.

Y/n mendengkur halus menandakan dia tertidur di gendongannya.

"Maaf" gumam Kiyo.

__________

"Pagi" sapa y/n sambil menggosok matanya.

"Pagi matamu, dah sore!"

"Eh iya kah? Auah laper" ucap y/n tiduran disofa yang lagi diduduki Kiyo, membuat pupu Kiyo menjadi bantalnya.

"Kalo laper makan, bukan tiduran"

"Makan di mimpi"

.
.
.

"Bangun ngab, dah malem" ucap Kiyo mencubit pipi y/n.

"Iya, ntar belajar lagi. Y/n bakal dapet nilai bagus" lengkuh y/n membuat Kiyo menghentikan cubitannya.

Kiyo tersenyum kecut dan mengelus kepala y/n

________________

"Kwak kwak rapat pilar! Rapat!"

"Aaaaa berisik!" Ucap y/n melempar mangkuk nasi miliknya yang sudah kosong.

"Hii! Hey! Cepat bersiap siap kwak Kwak!"

"Apa apaan rapat pilar! Bukanya rapatnya baru dilaksanakan beberapa hari yang lalu!"

"Gegara lu gelut ama banci kali" ucap Kiyo jengah.

"Ya kali cuma kek gitu dibikin rapat. Unfaedah amat si"

"Tinggal dateng dah, btw ntar lu keluar sekalian beli bahan masak"









Tbc.

Aye fanfic sy tetep cringe

Aye fanfic sy tetep cringe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

/Memantau siders

happiness [KnyxReaders]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang