³²Rumah setan not hantu

8.5K 429 74
                                    

HAPPY READING AY

🌻🌻

____

_________

____

Viona menidurkan dirinya di sofa dengan paha Revan yang menjadi bantalnya.

"Van," panggil Viona tapi Revan masih pokus menonton acara tv nya.

"Revan," Viona mendusel-duselkan kepalanya di perut Revan.

"Jangan gitu, nanti ada yang bangun," ucap Revan mengentikan kepala Viona yang gerak-gerak di pahanya.

"Gitu doang, baperan," Viona cengengesan karna tau apa yang di maksud Revan.

"Kenapa hem, lo manja gini pasti ada maunya?" Tebak Revan tepat sasaran.

"Tau aja lo," jawab Viona yang masih cengengesan."Mumpung masih sore, gimana kita keluar dulu, gue gabut,"

"Kemana?"

"Kemana aja, ajakin gue kemana gitu,"

"Ke Bali gimana? sekalian ehem-ehem biar cepet punya debay,"

"Gue cuma minta keluar cari angin, malah ngajakin ke Bali, lagian lo ngomongin debay mulu, emang kepengen banget punya Revan junior?" Tanya Viona penasaran dengan alis di naikan sebelah.

"Iya, gue pengen gendong bayi, kayaknya lucu"

"Padahal masih muda Van, masa udah pengen punya anak aja. Gue nya juga belom siap kalau punya bayi, nanti aja ya, bentar lagi juga lulus," jawab Viona dia juga merasa bersalah karna dia menolak permintaan Revan. Viona lalu menyenderkan kepalanya di dada Revan.

Dia bukan tidak mau punya anak, cuma pengen di tunda dulu, lagian dia masih muda masih ada cita-cita yang harus di kejar, dia meminum pil kb juga atas persetujuan Revan tentunya.

"Iya ga papa, gue tunggu lo siap," jawabnya sambil mengusap punggung Viona.

"Beneran, mau nunggu?"

"Iya, gue bakal tunggu lo siap," Viona langsung memeluk erat Revan.

"Jangan sampe lo cari cewe lain ya Van lo buntingin, gara-gara pengen punya anak," ucap Viona mendongak melihat ke wajah Revan.

"Ga bakal, lo ngaco banget mana ada gue cari buntingin cewe lain, sedangkan jodoh gue itu udah ada di depan gue, gue pengennya punya anak cuma dari lo." balas Revan mengunyel-ngunyel pipi Viona karna gemas.

"Jadi ga, keluarnya?" Tanya Revan.

"Jadi dong, tapi kemana ya?" Pikir Viona mengetuk-ngetuk dagunya sedang berpikir.

"Ke pasar malem, gimana?" Usul Revan.

"Gass, gue siap-siap dulu," Viona berdiri dari tidurnya namun tanganya di tarik oleh Revan alhasil Viona duduk di pangkuan Revan.

"Mau ngapain tarik-tarik, gue mau siap-siap bentar, kan mau ke pasar malem,"

"Kiss dulu,"

"Gamau, males wle," ucap Viona sambil menjulurkan lidahnya.

"Yaudah, gajadi," ancamnya, Revan memalingkan mukanya ke arah televisi.

"Kebiasaan,"

Cup!

"Udah,"

"Bukan di pipi tapi di sini," Revan menunjukan bibirnya.

Viona menurut dia mendekatkan bibirnya ke bibir Revan.

REVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang