⁵¹Pesawat hilang kontak

5.3K 263 9
                                    

HAPPY READING AY

🌻🌻

Sudah 2 jam Winda bulak balik dari Ruangan Revan dan juga Viona. Namun, keduanya belum ada tanda-tanda akan sadar, kalau kalian berpikir mengapa Ruang inap Viona tidak di satukan dengan Revan, jawabannya Winda hanya takut jika Viona sadar dan langsung melihat keadaan Revan yang ada keadaannya takut memburuk.

Keduanya masih nyaman dengan tidurnya sampai enggan membuka mata untuk menghadapi dunia.

Winda kembali duduk di sisi brankar Viona memandang wajah Viona yang keliatan sangat tenang, tapi entah jika dia sudah siuman dan tau kenyataan, mungkin wajah tenang itu akan hilang untuk sementara waktu.

Setelah lama memperhatikan wajah Viona atensi mata Winda beralih ke jari Viona yang bergerak memberi tanda-tanda akan adanya kesadaran.

"Sayang, kamu udah bangun,"

Winda segera memencet tombol untuk memanggil dokter agar Viona di periksa.

"Eugh," bau obat langsung memasuki indra penciuman Viona di tambah kepala yang sangat pusing membuat matanya sedikit sulit untuk di buka.

"Sayang ini Mamah nak, mamah seneng banget kamu udah sadar," ucap Winda dengan perasaan lega dan bahagia.

Viona masih mencoba membuka kesadaran nya lampu yang masuk ke matanya membuat dirinya silau.

Viona memperhatikan sekeliling sudah di pastikan dia berada dimana sekarang, dia mencoba bangkit dari tidurnya namun tidak bisa, rasanya sangat sulit badannya pun lemas.

Dokter dan suster datang dan langsung memeriksa keadaan Viona.

Viona terdiam mencoba mengingat apa yang terjadi terhadapnya, namum sedikit sulit karna kepalanya sangat pusing.

"Apa ada keluhan yang di rasakan?" Tanya dokter.

"Kepala saya sakit dok," keluhnya.

"Mungkin itu dari benturan yang anda alami namun tenang saja itu ga akan lama," jelas sang dokter. "Kalau tidak ada keluhan lagi, kalau gitu saya permisi,"

Setelah Dokter yang memeriksa Viona dan suster pergi Winda langsung mendekati Viona, "Sayang ada yang sakit bilang sama Mamah," sekuat tenaga Winda menahan agar tidak menangis di depan Viona, dia harus berusaha kuat dan keliatan tegar.

"Mah,"

"Iya sayang kamu ga papa kan?"

"Revan, mana?" Entahlah pertanyaan itu lewat begitu saja di pikiran Viona.

"Mah ko diem?"

"Hah apa? kamu mau minum biar Mama ambilkan ya," jawab Winda terlihat sedikit gugup, karna dia tidak ingin memberitahukan terlebih dahulu tentang kondisi Revan.

"Ngga Mah," Viona yang melihat kalau mertuanya sedang gugup seperti ada yang di sembunyikan, namun Viona tidak tau itu apa.

"Terus, apa ada yang sakit biar mamah panggil dokter,"

Pikiran Viona tiba-tiba tertuju pada Ririn yang entah bagaimana keadaanya sekarang " Ririn di culik mah, Viona gagal nyelamatin Ririn Mah, Ona takut Ririn kenapa-napa," ucapnya menyesal karna merasa gagal menyelamatkan sahabat nya, dia hanya takut terjadi sesuatu terhadap Ririn.

Winda yang mendengar kaget, bisa dia simpulkan Viona kecelakaan ketika ingin menyelamatkan Ririn sahabatnya.

Ketika ingin turun dari brankar untuk pergi mencari Ririn, atensi matannya terkunci ke perut yang sudah rata kembali seperti tidak ada kehidupan di dalamnya.

REVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang