³⁶Karma instan

6.4K 328 0
                                    

HAPPY READING AY🌻🌻

__________

_______________

"Hahaha ... gitu aja takut," ketawa Tina, dia sangat senang bisa mengerjai Viona dkk.

Hiks hiks

"Eh siapa yang nangis?!" Kaget Tina.

"Gue juga gatau," balas Fanya.

Hihihihiihihi

"Siapa yang puter suara kunti, elo Tina?" Tanya Karin.

"Bukan gue, hp gue mati,"

"Ko suaranya deket banget ya?" Tebak Fanya karna merasa suaranya sangat dekat.

"Karin lo ya, yang mau ngerjain kita?" Tuduh Tina,

"Bukan gue, gue juga takut kali," balas Karin tidak terima dia dituduh.

"Terus siapa dong?"

Suara tangis di campur ketawa terus terdengar di telinga mereka bertiga, bulu kuduk merinding, hawa serasa mencengkram.

"Ko jadi merinding gini ya,"

"Gue juga"

"Tapi tadi ada suara yang nangis terus ketawa, apa jangan-jangan ada yang ngerjain kita?" Tebak Tina.

"Gue juga gatau, apa mungkin karma karna tadi ngerjain Viona?" Tebak Fanya dia sudah sangat takut.

"Gausah ngaco deh Fanya kalau ngomong!"

"Kan bisa aja Tina, semua gara-gara lo nih,"

"Ko malah ribut sih," lerai Karin.

Suara ketawa malah semakin kencang terdengar di telinga mereka.

HIHIHIHIHIHI

"Anjem! ko makin gede suaranya,"

"Ko gue ngerasa suaranya berasal dari atas deh,"

"Gue juga,"

"Fanya coba liat ke atas ada siapa," suruh Tina.

"Gue gamau gue takut, si Karin aja," Fanya balik menyuruh Karin.

"Gue juga gamau, lo berdua kira gue berani ya. Ya ngga lah," balas Karin, dia juga sangat.

"Kita liat ke atas bareng-bareng oke." Usul Tina mereka berdua mengangguk.

"Gue yang itung 3 2 1," ucap Fanya.

Mata mereka membelak sempurna begitu melihat penampakan yang sedang duduk di pohon baju, putihnya yang panjang dan kotor, banyak bercak darah muka yang puncat pasi, mata memerah yang mengeluarkan darah.

"SETANNNN!" pekik mereka bertiga kemudian lari menjauh dari tempat tadi, mencari jalan balik ke arah tenda.

***
Viona berlari tak tau arah yang penting dia tidak mau ketemu sama setan Viona paling takut kalau harus ketemu sama kuntilanak.

"Suara lo jelek setan!" Gerutu kesal Viona sambil berlari memasuki hutan nafasnya sampai tersenggal, tapi dia tidak peduli yang penting dia menjauhi tempat tadi.

Merasa sudah jauh dari tempat tadi Viona berhenti untuk mengatur nafasnya.

"Gila bisa-bisa gue denger suara itu lagi, udah cukup di pasar malem yang palsu gue gamau liat yng asli," Ucapnya di sela-sela mengatur nafas.

Viona melihat sekitar hanya ada pohon yang menjulang tinggi dan malam yang sangat gelap, ditemani suara hewan di hutan.

"Gue beneran sendri nih? tapi tenang aja Viona lo gaboleh takut, lo tinggal telpon si Revan buat jemput lo," Viona mencoba menyemangti diri sendiri dan mendapatkan ide Viona bergegas mencari ponselnya di saku jaket, tapi nihil tidak ada.

REVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang