³¹Upacara

8.9K 427 1
                                    

HAPPY READING AY🌻

Seminggu sudah setelah pertandingan basket kemarin, sekarang hari senin, hari yang melelahkan dan hari termalas semua muris karna harus mengikuti upacara bendera.

Upacara hari ini lumayan berbeda dari sebelumnya, meskipun sebelumnya lama tapi sekarang lebih lama karna kepala sekolah sedang bicara panjang kali lebar di depan seluruh siswa dan guru, membahas tentang lomba-lomba sebelumnya yang sudah di jalankan dengan baik tentunya.

Kenapa sekolah ini menjadi sekolah terpavorit karna isinya siswa-siswa cerdas tentunya.

Kepala sekolah juga mengumumkan tentang camping yang akan di laksanakan hari kamis, di puncak bogor.

Siswa banyak yang mengeluh karna trik matahari yang sangat panas. Tapi di depan sana kepsek masih saja berbicara yang entah kapan selesainya.

"Gilaa pak kepsek ngomongnya panjang banget, mana panas anjir," gerutu Ririn di sebelah Viona.

"Udah Rin diem, bentar lagi kelar, lu dari tadi ngegerutu mulu. Gue juga sama panas, mana pegel ni kaki," balas Viona yang sama dia juga merasa sangat panas dan kakinya pegal karna terlalu lama berdiri.

Viona mencari keberadaan Revan di barisan cowo ipa 2. Namun dia tidak menemukanya, begitupun dengan sahabat-sahabat laknat Revan mereka semua tidak ada di sana.

'Pasti bolos, mana mau orang bandel kayak mereka ikut upacara. Gue juga males, mana panas lagi ' batin Viona mengeluh.

Setelah upacara selesai semua murid membubarkan barisanya dan masuk ke kelas masing-masing.

Tidak berlaku dengan Ririn dan Viona mereka langsung ke kantin untuk membeli minuman, karna merasa sangat haus tenggorokanya sangat kering.

"Rin, gue pesenin pop ice, haus banget gue," ucap Viona menyuruh Ririn yang mau memesankan, emang sahabat ter debest.

"Iya, gue psen dulu, gue juga haus banget." Ririn berjalan ke arah penjual pop ice yang ada di kantin, setelah selesai memesan Ririn kembali menuju meja tadi membawa dua buah pop ice rasa Avucado dan juga coklat di tanganya.

Viona yang sangat haus langsung menyerubut hingga tersisa sedikit, begitu pun dengan Ririn yang sama-sama haus malahan Ririn menyerubut pip ice nya hingga tandas, hanya tersisa batu es nya saja.

Ririn menaruh kepalanya di lipatan tangan di atas meja, "Gue ngantuk banget Na, gue semalem maraton Novel trus di lanjt drakor sampe jam 3 pagi,"

"Salah siapa, udah tau senin ada upacara malah maraton novel sama drakor, gatau waktu banget lu," cibir Viona, memang mereka berdua menyukai drakor dan juga novel apa lagi pemainya ganteng-ganteng beh kelepek-kelepek pokonya.

"Hehe, soalnya pas kemarin gue ada novel baru di perpus ditambah nemu drakor baru, mana seru banget. Terus ya pemainya ganteng-ganteng behh meleleh," ucap Ririn sekali-kali menguap.

"Udah-udah, ayok ke kelas," ajak Viona ketika hausanya tertuntaskan tenggorokanya juga sudah tidak kering, kaki nya juga sudah membaik tidak terasa pegal lagi.

"Gue males banget sumpah, pengen tidur. Lagian gue masuk pelajaran juga percuma, ga bakal ada yang nyantol di otak gue,"

"Terus, lo mau di sini aja gitu?"

"Mau ke UKS, nanti bilangin aja ke guru, gue ijin sakit kepala,"

"Gamau gue di suruh bohongin guru, dosa gue udah banyak jangan nambahin!" Bantah Viona karna dia merasa dosanya sudah banyak.

Viona menarik Ririn untuk masuk ke ke kelasnya, padahal dia juga sangat males karna sekarang pelajaran ppkn tapi dia paksakan.

Sesampainya di kelas ternyata sudah ada guru yang sedang menulis di papan bor.

REVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang