⁴⁴Ngidam

7.7K 324 6
                                    

HAPPY READING AY

_______

______________

_____

Sepulang dari Rumah Sakit Viona hanya duduk dan tidur, tidak ada yang dia lakukan membuat dia bosan sendiri.

Viona tidak di biarkan Revan melakukan apapun apalagi melakukan yang berat-berat karna sangat bahaya bagi kehamilanya yang lemah, jadi Viona juga tidak protes ini juga demi buah hati yang ada di dalam perutnya.

Viona mutuskan menonton televisi saja karna semua kerjaan sudah di kerjaakan oleh mba Wati asisten yang di pekerjakan  Revan, tapi hanya bekerja pagi sampe sore hari karna Rumahnya dekat Mba Wati yang meminta pulang pergi karna harus mengurus anak-anak nya di Rumah, Revan juga tidak masalah.

Mertua dan orang tuanya sudah tau kabar atas kehamilan Viona mereka sangat bahagia dan antusias langsung menemui Viona siang tadi di Rumah Sakit, memberi ucapan selamat dan tidak lupa membelikan hadiah buat Viona karna berhasil memberikan mereka cucu.

Revan turun dari tanggga dia ikut duduk di sebelah Viona yang sedang memasang wajah cemberut.

"Kenapa hem?" Tanya Revan mengambil kepala Viona dan menyenderkan di dada bidangnya.

"Pengen jalan-jalan, bosen," keluhnya.

"Udah malem besok aja,"

"Maunya sekarang," rengek Viona sekarang dia menjadi gampang nangis dan marah.

"Besok aja ya, sekarang udah malem nanti baby nya masuk angin," larang Revan halus dengan tangan masih mengusap rambut Viona dan sesekali menciumnya karna suka sama wanginya.

"Apasi ngaco banget, mana ada masuk angin kan masih di perut, jalan-jalan ya, ya ya sekalian pengen baso," pinta Viona menatap lekat-lekat mata Revan dengan memasang pupy eyesnya.

"Kalau pengen baso, go-food aja,"

"Ngga pengen keluar!" Sebalnya sembari menyilangkan tangan di dada.

"Udah malam sayang, liat tuh jam berapa,"

"Masih sore baru jam sembilan juga, ngomong aja gamau nganter kan!" Sinisnya mengalihkan tatapan ke arah lain.

"Eh ngga gitu, yaudah ayok," finaly Revan menurut, Viona yang mendengar langsung terliat sangat senang.

"Beneran!?" Tanyanya memastikan dengan mata dikedipkan beberapa kali.

Revan membalas dengan anggukan dan jangan lupakan senyum manis yang membuat Viona tambah meleleh.

"Sungguh ciptaanmu ya tuhan," jerit Viona di dalam hati tidak lupa dengan senyuman bahagianya.

"Aaa makin sayang deh," Viona langsung memeluk Revan dengan erat, dan melepaskanya karna dia tidak sabar untuk menikmati udara malam ini.

"Tunggu dulu bentar," titah Revan dan masuk ke dalam Rumah, sedangkan Viona menurut menunggunya di teras.

Revan kembali dengan membawa jaket tebal dan memberikanya ke Viona, Viona yang mengerti langsung memakainya.

Setelah Viona sudah naik ke jok motor dengan bantuan Revan tentunya, motor yang di kendarainya berlalu membelah jalannan dengan kecepatan sedang dia tidak mau kalau buah hatinya kenapa-napa, tadinya dia ingin memakai mobil tapi Viona tolak mentah-mentah karna ingin naik motor jadi mau tak mau Revan pun menurut.

Viona semakin merapetkan pelukanya karna merasa sedikit dingin padahal dia sudah memakai baju dan juga jaket tapi tetap saja kerasa.

"Van berenti,"

REVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang