³⁸Api unggun

9.1K 406 4
                                    

Di pagi hari yang siswa di kumpulkan untuk melakukan lari pagi dan ada juga yang di beri tugas memasak buat sarapan.

"Pertama-tama kita pemanasan dulu!" Teriak panitia yang memimpin..

Setelah melakukan pemanasan, semuanya melakukan lari santai mengelilingi kebun teh yang berada di puncak sesuai perintah pak bima.

"Panas Pak, matahari udah trik,"

"Ga papa sinarnya sehat untuk tubuh, ga bakal bikin kulit kalian gosong,"

"Tapi Pak,"

"Udah jangan ada yang perotes, ayok cepetan lari-lari biar kalian sehat!" Tegas pak Bima memerintahkan agar semuanya lari.

Setelah selesai melakukan olahraga pagi, mereka di kasih waktu istirahat sebentar dan di persilahkan makan yang sudah di masak oleh sebagian siswa yang di ditugaskan.

"Kalain boleh kemana aja, yang mau poto-poto silahkan karna hari ini terakhir kalian semua di sini, karna besok kita pulang ke jakarta. Tapi ingat jangan jauh-jauh," peringat Pak Bima pake toa yang di bawa.

"Yeayy!" sorak serempak para siswa dan berhamburan mencari tempat masing-masing, ada yang hanya duduk di dekat tenda bermain ponselnya dan yang ke kebun teh juga untuk berpoto-poto karna pemandangannya yang sangat indah.

Siang berganti malam di mana malam terakhir melakukan perkemahan, malam ini puncaknya dimana acara menyalkan api unggun yang sangat indah.

Semua siswa duduk melingkari api unggun. Mereka merasa sangat senang, karna sebentar lagi acara akan di mulai.

"Kayu nya kurang, ambil lagi," suruh Revan ke Nopal yang sedang membantu untuk menyalakan api unggun supaya malam menjadi hangat.

"Pinjem gas, gue ga bawa," pinta Revan ke Angga yang sedang menata kayu bersamanya.

"Gue ga punya, ilang, gatau kemna," jawab Angga.

"Pal, punya gas gak?" Tanya Angga ke Nopal setelah membawa kayu di bantu siswa laki-laki yang lainnya.

"Lah, gue kan anti bawa-bawa gas," jawab Nopal.

"Yaudah pinjem ke yang lain sana,"

"Woyy, pinjem gas dulu ada yang punya!" Teriak Nopal ke seluruh siswa.

"Siapa yang punya gas woyy!" Sambung Pajar karna dia mendengar percakapan Rayan dan juga Nopal.

"Lo kan punya Jar, buktinya lo kalau ngomong NGEGAS mulu!" Teriak salah satu murid cowo dan mendatangkan suara gelak tawa dari yang lain.

"Asu lu!" Balas Pajar sengit dan menunjukan jari tengahnya.

"Mana gas woy, yang punya jangan pelit ga bakal gue kantongin, tenang aja," teriak Pajar sekali lagi.

"Tadi aja asu!" Kesal Pajar ternyata manusia di sampingnya punya padahal dia sudah cape-cape teriak.

"Lo ga pinjem ke gue," balas Rayan, ya padahal Rayan punya tapi dia ga bilang.

"Tadi gue teriak-teriak minta apaan!" Ngegas Pajar memelototi Rayan.

"Bukan pinjem ke gue,"

"Serah lu dah, gini nih ngobrol sama yang lagi galau bawaanya emosi!" Ketus Pajar dan memberikan gas ke Revan yang akan menyalakan api unggun.

Setiap perwakilan kelas ipa dan ips di persilahkan untuk memberikan tampilan nyanyi, dance, atau pun yang lainya bebas supaya meramaikan acara puncak perkemahan.

Makanan, minuman, maupun snack sudah di siapakan oleh panitia.

"Baiklah sekarang giliran anak ips 2 kami persilahkan," ucap Ratu selaku moderator acara.

REVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang