(21)

1.4K 188 3
                                    

Antara diterima dan menerima?

~Ajeng Anasyanggara Andaratma~

HAPPY READING
*
*
*
~Bismillah~

"Sya, Sya Nasya tunggu," Nasya mengibaskan tangan Sakya. Tangan kanannya membenarkan letak kacamata Oval berwarna campuran silver dan gold sembari berjalan menjauh.

"Stop!! Nggak usah ikutin gue lagi. Gue nggak butuh kasihan dan bantuan lo. Lo sama aja kaya mereka," ucap Nasya kesal.

Meski sudah dilarang untuk tidak mengikuti Nasya, laki-laki berponi itu tetap teguh dengan pendiriannya. Sakya merasa bersalah setelah memberikan informasi Nasya pada Ezra.

Sakya terus berlari menapaki anak tangga. Sampai di pintu atap, Sakya berteriak. "Gue nggak ada maksud kaya gitu Nasy, Sory gue udah buka rahasia yang selama ini lo umpetin, tapi beneran gue juga baru tahu sekarang."

"Puas lo? Mau ngatain gue anak pelacur? Silakan, Apalagi? Jablay, jalang, kupu-kupu malam gue nggak peduli!!"

Nasya berlari menuju tepi gedung. Memanjat ke atas dengan bangku yang sudah ada di

"Nasya nggak usah ngaco!! Jangan lompat." Sakya berteriak.

Tak ada jawaban dari gadis itu. Nasya sama sekali tak menengokan kepalanya kebelakang. Ia malah merentangkan tangannya bak burung merpati yang siap terbang. Dibelakang, Sakya semakin histeris melihat tingkah teman kelasnya itu. Sebegitu frustrasikah dirinya?.

"Nasya gue mohon Nasy, jangan lakuin hal konyol kaya gini."

Sedikit demi sedikit Sakya maju. Berusaha tidak mengeluarkan suara langkahnya. Dengan sekali hentakan Sakya mampu menurunkan tubuh Nasya.

Mereka jatuh, dengan posisi Sakya berada di atas Nasya. Keduanya diam cukup lama, sampai Nasya mendorong tubuh laki-laki yang menimpanya itu.

"Gila!! Ngapain sih lo narik-narik gue? Siapa juga yang mau bunuh diri, orang gue cuma gerah aja habis lari."

Mendengar itu Sakya langsung bangun, menggaruk tengkuknya dengan cengiran kuda.

"Lo beneran nggak marah?" tanya Sakya bak anak bodoh.

"Gue marah, marah banget sama lo!"

Nasya berdiri. Gadis itu menuju kursi yang ada di depan pintu masuk. Menutup mata sambil merentangkan kedua tangannya lagi.

"Gue beneran minta maaf sama lo Nasy."

Masih menutup matanya, Nasya membalas ucapan Sakya. "Lo nggak cocok jadi mata-mata, payah!!"

"Oh, gue nggak-"

"Thanks udah bantuin gue tadi. Kalo ditanya marah apa engga, gue marah banget sampe pengen nonjok mulut dia. Sory gue udah lampiasin ke lo tadi."

Perlahan Nasya membuka matanya. Menurunkan tangannya bersama hembusan nafas panjang. "Sini," tepuk Nasya pada kursi di sampingnya.

Tanpa berkata, Sakya menuruti perkataan Nasya dengan sangat mudah.

"Gue lagi seneng sekarang," Sakya melirik heran. "Kayaknya ini pertama kali deh kita ngobrol akrab kaya gini," Gadis berkacamata itu tersenyum tipis. Membuat Sakya salah tingkah dan menundukkan kepalanya malu.

O7X Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang