(16)

1.5K 192 5
                                    

Ada rasa kecewa paling dalam dihati seorang anak saat menyaksikan pernikahan orang tuanya, tapi kekecewaan itu akan kalah oleh rasa sayang. Mana mungkin aku menghalangi kebahagiaanmu, Mom.

~Carramell~

HAPPY READING
*
*
*
~Alhamdulillah ala kuli halin~


"Carr ayo dong! Lo nggak boleh egois gini. Lo kan udah janji kirik sama gue sebelum lo pulang kesini." Ezra terus mengetuk pintu kamar Carra yang terkunci.

"Nggak papa Za, nggak usah dipaksa. Tante juga nggak butuh anak itu datang!" Bohong. Mata wanita bergaun putih itu menunjukkan kesedihan dibaliknya.

"Tante berangkat dulu yah, mobilnya udah nunggu didepan dari tadi," lanjut Silvi.

Wanita dengan gaun putih itu berjalan menyusuri anak tangga. Gaunnya terpadu indah dengan mutiara- mutiara berwarna biru muda yang menghiasi bagian bawah gaun. Dipertengahan tangga Wanita itu berhenti, kembali menengok kearah pintu kamar anak gadisnya.

"Ibu gak pernah maksa buat kamu kasih keputusan. Om varel juga nggak akan maksa kamu harus nerima dia, partisipasi ini ibu nggak akan lupa." Silvi berteriak.

Setelahnya mengangguk kearah Ezra. Ibu satu anak itu berusaha mengatakan bahwa dirinya sedang baik-baik saja.

"Carr, ayo dong buka! Anjing lo nggak liat nyokap lo nangis. Gini lo masih mau bilang dia nggak peduli sama lo?"

"Gue yakin lo masih punya simpati buat dateng ke acara nyokap lo."

Ezra menghela nafas panjang. Sudah lelah ia membujuk sahabatnya itu. Arloji yang ada ditangan kirinya ia lihat dengan seksama. Ah, sudahlah mungkin gadis tomboy ini benar-benar tidak akan goyah dengan bujukan orang.

Mendengar langkah kaki Ezra yang menuruni tangga, Carra lekas membuka pintu yang sedari tadi ia kunci.

"Za, gue pergi."

Mendengar kalimat itu, senyum lembut tercipta dibibir laki-laki tampan bermarga Hernandez. Ezra kembali menaiki tangga rumah Carra, menjemput gadis itu dan menggandengnya dengan lembut.

"Lo hebat nyet, mungkin kalo gue di posisi lo gue nggak bakal kuat."

"Udahlah dramanya, gue bosen kudu sedih."

Sampai didepan rumah. Ezra langsung bertengger di jagoan merah miliknya. Menyalakan deru mesin dengan keras.

"Ezra!! Agung Ezra!!" Carra berteriak dengan suara khas ala toanya.

"Apaan sih babi! Lo kira gue budek njing?"

Carra nyengir kuda. Gadis itu menggaruk rambut nya yang sama sekali tidak gatal.

"Gue bonceng lo ya?" ucapnya diakhiri senyuman.

"Gak, gak boleh. Liat baju lo, pake gaun kaya gitu mau pake motor! Gak mau ah monyet!"

"Eh kirik nggak mau tau pokonya gue mau bareng lo aja!" Carra langsung naik ke motor dengan gesit.

Gadis ini sama saja keras kepalanya dengan Ezra.

O7X Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang