Aku percaya karena sudah melihatnya.
~Ezra Aderald Hernandez~
HAPPY READING
*
*
*
~Sudahkah follow akun ini?~
Kan udah dibilangin kalo mau spam komen jangan panggil me Thor😭
Namaku bukan ethor, gontor apalagi bentol.
Panggil In aja yaa readers sayyy..
Arcell memarkirkan motornya didepan rumah. Sudah lama pemuda itu tak pulang. Dulu kepergian nya karena alasan pernikahan baru ibunya. Sedikit egois memang jika disimpulkan. Seorang anak yang tidak terima salah satu orang tuanya menikah lagi. Well, dia butuh keadilan dan kasih sayang yang menemaninya beranjak dewasa.Tapi, bagi orang tua mencari pasangan baru juga sebuah kebutuhan. Kebutuhan menopang hidup dan membantunya menjalani kasih sayang itu bersama.
"Mamah mau kemana?" tanya Arcell yang melihat ibunya tampak rapi.
"Mamah mau ke kantor polisi."
Arcell mencekal lengan sang ibu. "Jangan, nggak usah."
"Jaga ucapanmu, hanya karena kamu benci Ayahmu kamu membiarkan adikmu tidak pulang. Owwh, atau jangan-jangan kamu sengaja melakukan ini Arcell?" Huh, Arcell terdiam. Bagaimana dia menjelaskan dari awal pada wanita di depannya?. "Jawab mamah!! Kamu sengaja kan? Dimana Vanila sekarang? Bawa pulang cepat!!"
"Vanila akan pulang lusa." ucap Arcell. Hatinya sedikit ragu, berhasilkah dia?.
"Dimana dia? Kamu kasih makan apa? Jangan kamu kasih telur dia nggak suka makan itu, apalagi kuning telurnya." Ibunya sedikit memukul lengan Arcell.
Sedetik laki-laki itu memeluk sang ibu. Mengusap punggungnya pelan. Membiarkan isak tangis wanita di depannya menempel pada jaket biru yang dia pakai.
"Kenapa mamah nggak bilang, kalo papah nggak bunuh diri?" bisik Arcell.
Isak tangis wanita paruh itu berhenti. Dia mencoba melepas tubuhnya dari pelukan sang anak. "Papah dibunuh, dan mamah merahasiakan kebenaran ini?" bisik Arcell lagi.
"Anak biadab kamu!!" jeritnya sembari melepaskan pelukan dengan Arcell.
"Jangan coba-coba telepon polisi, Aku tahu mamah ada hubungannya dengan kematian Papah."
"Omong kosong apa kamu!!" Arcell kena pukul oleh tas yang di pegang ibunya.
"Mamah tau siapa yang menculik Vanila?" seringai licik Arcell perlihatkan. Laki-laki itu kembali mendekat. Dia berbisik sekali lagi. "Dia, adalah orang yang membunuh papah. Tau apa yang akan terjadi pada Vanila jika mamah menghubungi polisi?"
Arcell menjauh. Raut wajah ibunya tampak tegang dan gugup. Dari depan, seorang laki-laki berjas hitam dengan sepatu fantofel yang mengkilap berjalan mendekat sembari membenarkan kancing lengannya. "Arcell, Ayah kangen sekali sama kamu." sapanya.
Dia ingin memeluk Arcell, namun laki-laki itu menghindar. Hanya tersenyum simpul menyambut kedatangan ayah sambungnya.
"Ayo sayang, kita berangkat."
Raut tegang itu dia ubah menjadi ceria sebisa mungkin. Sempat juga matanya melirik kearah sang anak. "Owh, sayang. Aku lupa kemarin Vanila ikut tour keluar dan baru pulang lusa, jadi kita nggak usah ke kantor polisi yah, kita cancel heeee." ucapnya sambil menarik lengan sang suami kembali masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
O7X
Mystery / Thriller"KELUAR!!"teriak Ezra memasuki toilet perempuan. "Semuanya KELUAR bangsat!!" Satu persatu bilik kamar mandi ia dobrak. Memastikan tidak ada orang yang tersisa. Perempuan berkacamata itu berjalan mundur, mendapati mimik wajah Ezra yang begitu emos...