(10)

2.7K 308 0
                                    

Kamu tidak tahu seberapa luas samudera yang sudah aku arungi, seberapa tinggi aku terbang lalu dijatuhkan lagi. Seberapa massa lamanya kamu mengenalku? Dengan tenang dan tanpa beban hipotesis itu keluar dari mulutmu. Kamu pikir pantas dirimu menilaiku?

~Elza Gabriella Clark~

HAPPY READING

*
*
*
~spill umur kalian dong! Ada yang sama gak yah? ~


"Kemarin lo kemana sih Asu! Gue WA lo sama sekali nggak dibales monyet banget tai." Arcellio menahan Ezra yang hendak masuk kelas.

"Lo tau Zidane kan? Si bangsat yang kalo sekolah pake topi sekelas juga sama Sakya."

Arcellio tampak berpikir sejenak, "Gue inget! Yang rambutnya dicat kan?" Petikan jari terdengar dari tangan Arcell, laki-laki berjaket itu mendekatkan bibirnya pada telinga Ezra, "Gue liat-liat dia lumayan deket juga sama cewe lo." bisikannya mampu menciptakan satu pukulan didada Arcell.

"Gue mau bunuh kunyuk itu!" Ezra berkata sambil menganggukkan kepala. Efek Vodka semalam sepertinya belum sepenuhnya hilang.

"Gila! Babi banget lo Asu, mabok kaga ngajak-ngajak gue." Arcell menyeret tubuh Ezra masuk.

Pak Hadi masuk ke kelas dengan langkah tegak seperti biasa. Menurut cerita yang sudah murid-murid hafal setiap alurnya, guru  sejarah yang sengaja manjangkan jenggotnya itu pernah bercita-cita menjadi polisi.

Langkah tegaknya merupakan efek samping karena dirinya tidak diterima dan pindah profesi menjadi guru. Bukannya terkenal killer, guru itu masuk kategori guru teraneh disekolah.

Setiap acara guru itulah yang berinisiatif menjadi seksi dokumentasi, mengambil gambar dari seluruh sisi dengan ponsel legend miliknya.

"Siapa yang tidur?" tanya Pak Hadi.

"Oh ini pak Ezra sakit," Arcell memberikan penjelasan singkat.

"Kenapa malah tidur di sini? Bawa aja ke UKS." perintah guru itu membuat Arcell tersedak karena menahan tawa. Tentu saja laki-laki fuckboy itu mengambil kesempatan ini.

"Guru bodoh!" gerutu salah satu diantara lainnya.

"Ayo kita ke UKS Za," bisik Arcell.

Tinggi Arcell yang sama dengan Ezra, membuat situasi ini menjadi lebih gampang. Laki-laki dengan tato salib di dada itu memapah sobatnya dengan pelan.

"Arcell," panggil Pak Hadi.

"Setelah itu kamu kembali ke kelas." perintah yang membosankan bagi Arcell.

Papahan yang awalnya semangat kini Arcell maknai dengan malas.

"Kak Ezra kenapa kak?" tanya penjaga UKS dengan nametag Rini.

Senyum Rini mengembang indah. Mimpi apa dia semalam? Pagi-pagi seperti ini sudah didatangi dua cowok ganteng idaman OLIVIER'S.

"Cantik piketkan?" Arcell mengangkat alis bagian kanannya. Senyum andalannya tak lupa ia keluarkan.

Rini semakin dibuat terbang oleh senyuman Arcell. Sambil terus melebar, gadis kelas X itu mengangguk-angguk. "Iya kak."

"Ada madu nggak? Eh lo udah manis kok."

"Tapi perlu madu beneran nih, tolong beliin yah dikantin terus masakin air. Madunya dicampur ke air hangat, anak cantik mah paham dong," Arcell mengedipkan mata lentiknya. Ia menyodorkan selembaran uang berwarna hijau ke tangan Rini.

O7X Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang