Mereka hanya pengecut yang mengancam nyawa orang-orang yang tak bersalah, kenapa harus takut?
~Adhisa Leola Indradjati~
HAPPY READING
*
*
*
~BISA Absen dong pake emot 💃~"Udah sih, udah malem juga,nggak capek apa." ujar Sakya yang duduk melihat Nasya berlatih sambil memegang camilan di tangannya.
"Gue nggak mau mati sebelum balas dendam!!"
Sakya terus memasukkan camilan ke mulutnya. Disampingnya juga ada beberapa camilan lain. "Tapi ini udah mau setengah sebelas loh, nggak usah berlebihan deh, kaya gue dong santai."
"Iya nyawa lo asuransian sih! Kalo lo matinya di potongan-potongan masih berlaku tuh asuransi?"
"Lagian mending olahraga malam kali dibanding ngemil malam-malam!" lanjut Nasya.
"Eh ngomong ngomong kenapa waktu itu lo ngaku kalo lo yang neror Ezra?" Sakya kepo, sudah beberapa hari dia menahan pertanyaan ini pada Nasya. Sebagai ahli dibidang gosip tentunya akan membuat mulut gatal jika tidak memberi atau menerima informasi. Jangan tanya, berbicara dengan anak orang kaya satu ini tidak akan kehabisan topik. Tapi beda dengan Nasya, yang hanya menjawab seadanya.
"Bukannya lo juga sempet nuduh gue pelakunya?" Nasya masih terus berlatih dengan tongkatnya.
Sakya menyudahi Aktivitas ngemilnya. Dia menaruh kedua tangannya di bangku yang ada. "Oh, itu." Sakya menggaruk tengkuk sambil berbisik.
"Dia ngirim gue SMS, gue juga nggak tau kalo Adhisa yang ngirim." Nasya masih fokus dengan latihannya. "Lagian kalo dipikir-pikir dia bener sih, gue setuju. Keren juga tuh anak!"
Brakk
Nasya membanting tongkat yang dia pegang.
"Hukum tidak menyentuh mereka yang bertampang dan beruang. Jadi, poinya kita harus gunakan cara lain, true kan?"
Nasya ikut mendudukkan bokongnya di samping Sakya. Sakya terdiam, laki-laki itu tampak sedang memikirkan sesuatu. "Pantas aja, kalo Keluarga gur ada masalah sama orang polisi yang dateng malah minta maaf."
"Sesadddd tuh keluarga lo!"
Krieeetttt
Gerbang terbuka, membuat Nasya dan Sakya mengalihkan pandang secara bersamaan. Melihat sosok yang masuk kedalam, dia ibunya Nasya. Nasya yakin ibunya melihat dirinya disini, pintu utama hanya serong sedikit ke kanan dari halaman rumah. Tapi, kenapa dia tidak menyapa anaknya?.
"Nyokap lo kan?" Sakya mengangkat satu alisnya sebagai tanda.
"Gue masuk dulu, lo jajan aja sampe perut lo buncit."
"Sembarangan lo!!"
Nasya menghiraukan teriakan Sakya. Matanya masih fokus pada ibunya. Tunggu, apa dugaan Nasya benar? Jika dilihat dari jalan ibunya yang tampak berbeda, Nasya yakin firasatnya benar-benar tak salah.
"Bu, stop!!" Wanita di depannya tak juga melihat kearah Nasya. "Ibu ngelakuin itu lagi kan? Bu mau sampai kapan sih?? Nggak cape kah ibu kaya gitu?" Nasya bertanya sedikit emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
O7X
Mystery / Thriller"KELUAR!!"teriak Ezra memasuki toilet perempuan. "Semuanya KELUAR bangsat!!" Satu persatu bilik kamar mandi ia dobrak. Memastikan tidak ada orang yang tersisa. Perempuan berkacamata itu berjalan mundur, mendapati mimik wajah Ezra yang begitu emos...