Semuanya sudah memiliki tugas masing-masing.
~Ezra Aderald Hernandez~
HAPPY READING
*
*
*
~Sampe sini yuk sapa tokoh tokohnya
Mau bilang apa sama salah satunya?~Adhisa memegangi kepalanya kuat-kuat. Suhu panas dan dingin menjalar ketubuh kecil itu secara bersamaan. Dengan mata yang terpejam, Adhisa terus menggelengkan kepalanya. Bersamaan dengan tarikan rambutnya yang kuat di sertai mimik wajahnya terlihat sangat ketakutan membuat Nasya yang duduk sebelahnya menjadi terganggu.
Nasya berdiri, membuat murid lain melihat ke arahnya. Dengan cekatan, ia mengambil kertas ujian milik Adhisa. Menggunting bagian nomor 13 dengan gunting yang sudah Nasya bawa.
"Eh gila!!"
"NASYA APA APAAN KAMU!!" teriak Pak Hery.
"Kok Nasya gitu sih."
"Norak tau banget sih!! Mau rebut ranking satu aja sampe segitunya." kata Shyna yang ada di depan Nasya.
"Pak, lain kali bilang ke operator soal, khusus buat Adhisa nomor tiga belas dihilangin aja. Warna nya juga iya yang penting jangan hitam." ucapnya lantang.
Nasya berjalan kearah depan kelas. Membuang kertas yang tadi ia gunting.
Berjalan melewati Shyna, Nasya melirik gadis berhijab itu dengan sinis. "Nggak usah komen kalo nggak tau," ucapnya.
Adhisa menghela nafas panjang. Gadis itu sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. "Makasih Nasya," ucap Adhisa.
Nasya hanya terdiam. Bahkan gadis itu tidak melirik ke arah Adhisa sama sekali. Meski terkenal cuek, sebenarnya gadis pintar berkacamata itu mempunyai hati yang baik. Meski caranya memperhatikan orang sedikit membuat kesal.
Mengenai angka tiga belas, Entah teori dari mana, Adhisa merasa angka itu terasa sial baginya. Sebenarnya bukan hanya dirinya saja mungkin orang yang mengidap penyakit yang sama dengannya juga mengalami hal yang sama. Angka tiga belas dipercaya sebagai angka kesialan.
Kehilangan satu soal pada ujian tidak membuat Adhisa rugi bukan?.
Selesai pelajaran pertama. Semua siswa dilarang berada di dalam kelas. Sekolah sengaja membuat peraturan seperti ini untuk meminimalisir tindakan contek menyontek.
Adhisa berlari ke kamar mandi. Gadis itu masih tampak cemas setelah insiden tadi. Nasya yang melihat Adhisa, berusaha mengikuti gadis berambut warna warni itu dengan langkahnya.
"Gue mau ngomong sama lo." Sakya menarik tangan Nasya.
Masih melirik kearah Adhisa, Nasya mengikuti intruksi Sakya untuk duduk di sebelahnya.
"Ngomong aja, ada perlu apa sama gue?" ucap Nasya to the point.
"Galak banget."
Nasya tahu, setiap kali Sayka yang menyapa atau menarik dirinya terlebih dahulu pasti laki-laki itu mempunyai maksud lain. Kalo kata pepatah, "ada udang dibalik batu, ada maksud tertentu".
KAMU SEDANG MEMBACA
O7X
Mystery / Thriller"KELUAR!!"teriak Ezra memasuki toilet perempuan. "Semuanya KELUAR bangsat!!" Satu persatu bilik kamar mandi ia dobrak. Memastikan tidak ada orang yang tersisa. Perempuan berkacamata itu berjalan mundur, mendapati mimik wajah Ezra yang begitu emos...