(35)

1.4K 192 0
                                    

Sentuh aku makan akan kubunuh kau!!

~Kurios~

HAPPY READING
*
*
*
~Jaga kesehatan ya~

"Ini jam setengah enam masih gelap aja sih?" rengek Elza sambil bergelantungan di lengan Arcell.

"Emang bodo banget ya lo? Namanya juga hutan banyak pohon-pohon ya masih gelap lah lol," Carra menimpali ucapan Elza.

Gadis dengan Dress selutut itu mengerucutkan bibirnya. Tangannya memainkan rambut gelombang miliknya. "Gue nggak lagi ngomong sama lo!! Nggak usah nyambung, nggak ada kabel juga disini."

"Ih jamet!! Baju lo tuh mau perang sama pembunuh pake baju kaya biduan nggak tau aja musuh lo doyan nganu." Carra masih beradu, sifat sifat tak mau kalah ada di diri masing-masing mereka semua.

Kata terakhir yang Carra ucapkan mampu membuat mata Ezra yang tadinya fokus sedikit melirik kearah Carra.

"Udah Carr, lo ngalah aja," ucap Ezra.

"Arcell gue masih ngantuk nih, semalam banyak nyamuk." Elza merengek dengan suara yang dibuat buat seperti anak kecil. Arcell yang sedari menggandeng gadis itu sekarang menaruh kepala Ezla di pundaknya. Merangkulnya dan kembali berjalan.

"Tidur aja nggak papa, biar gue yang mapah lo jalan."

"Jamet." Di barisan depan, Nasya berbicara sendiri sambil tersenyum kecut.

Mereka kembali berjalan dengan bantuan flash handphone yang masing-masing dipegang. Galen dan Adhisa berjalan paling depan sebagai pemegang peta yang diberikan Heera pada Adhisa.

Urutan dibelakangnya ada Nasya, Ezra, Carra dan Sakya. Arcell dan Elza agak belakang karena Ezla tidur dalam perjalanan yang mengakibatkan jalan Arcell sedikit lamban.

Sedang Jery sendiri sibuk mendengarkan musik di earphone nya. Lelaki berambut gondrong itu sampai tak kerasa membawa tas yang berisi makanan penuh.

"Stop!!" Adhisa berhenti. Dia membisikkan sesuatu pada Galen. Karena langkahnya berhenti, secara otomatis mereka yang dibelakang juga ikut berhenti.

"Apa apa sih kok diem?"

"Sembunyi!! Tiarap!!" seru Adhisa.

Saat suara deru mesin diatas semakin terdengar mereka akhirnya bergerak cepat untuk sembunyi.

Beberapa detik, setelah helikopter itu menjauh semuanya kembali muncul. Dari belakang Ezra terus memandangi Adhisa dan Galen yang tampak dekat. Ada sedikit rasa cemburu dihati laki-laki bermanik cokelat itu.

"Apa sih? Gue masih ngantuk juga, emang tadi ada apaan kenapa harus tiarap tiarap segala? Kaya di film film yang banyak polisinya aja." Elza kembali menggerutu.

"Sekali lagi lo ngomong, mulut lo gue sobek jadi kecil kecil." Nasya angkat bicara. Gadis berkacamata itu sudah muak mendengar ocehan Elza yang tidak berguna.

"Eh adik kelas!! Songong banget sih lo. Nggak ada sopan santunnya sama senior." Elza maju, gadis itu hampir oleng karena high heels nya menancap di tanah yang agak basah.

O7X Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang