(29)

1.2K 238 26
                                    

"Hukum tidak menyentuh mereka yang ber tampang dan ber uang"

~Me~

HAPPY READING
*
*
*
🚫WARNING🚫
~INI JUGA DILARANG SPOILER!!~


Dengan senyum dan gertakan gigi yang tertutup masker, dia berkata. "I'm the terror"

Takkk

Bunyi injakkan kaki saat menapak tangga terakhir.

Di tangannya terdapat alat hitam dengan beberapa tombol disana. Dia mengacungkan nya tinggi-tinggi. Menggoyangkan benda itu ke kanan dan ke kiri dengan tangan kirinya.

"Jangan bilang lo mau ledakin gedung ini," kata Nasya.

Ucapan Nasya membuat semuanya tampak histeris terutama Elza yang notabenya cewek feminim yang lebih mementingkan paras.

Galen yang sadar apa maksud dari orang itu langsung menyenggol lengan Ezra. Pandangnya mengarah ke  bawah kursi yang Adhisa duduki. Mendapati informasi itu, Ezra langsung gentar.

Dengan cepat Ezra maju, tidak memperdulikan mereka yang mematung di depan Adhisa. Tepat saat Ezra berjongkok Dia menekankan alat yang ada di tangannya. Saat itu juga tubuh Adhisa hancur.

Tunggu.

Ini bukan darah.

Uhuk uhuk uhuk

Mereka yang berada di depan tempat Adhisa terbatuk- batuk oleh kapas yang berterbangan.

Ezra menoleh kearah Dia. Perlahan masker yang Dia gunakan dilepas. Cindung yang menutupi wajahnya pun Dia turunkan.

"Taraaaa," ucapnya sambil berseri. Sedetik kemudian cengiran itu berubah menjadi tatapan tajam dan mulut yang bungkam.

"Adhisa?"

"Dhisa?"

"Lo?"

Ucap mereka dengan sebutan yang berbeda. Seketika itu juga, tubuh Ezra melemas. Bahkan, laki-laki bermanik coklat itu sampai duduk di lantai. Ada banyak tanda tanya di kepalanya sekarang. Bagaimana bisa?.

Adhisa tersenyum lebar. Menurunkan kacamata hitam dan melihat teman-temanya dengan mata telanjang. "So, what?"

Nasya mengendus. Raut kecewa sangat tergambar di wajahnya. Bagaimana bisa dia di bodohi oleh anak yang orang-orang anggap memiliki kekurangan? Sial, lagi-lagi Nasya dibuat kalah.

Tangan gadis Ambis itu merogoh sesuatu dari sakunya. Mata yang terlapisi kacamata keluar air yang membuatnya perih. Dia amat sangat kecewa.

Plakkk

Tamparnya tepat ketika Nasya berhadapan dengan Adhisa. Mereka yang menyaksikan hanya terbengong. Tentu saja Ezra marah, di lubuk hatinya nama Adhisa masih bersemayam indah, Ezra dibuat mabuk cinta oleh gadis yang mengaku punya penyakit OCD.

Ezra ikut perih juga merasakan tamparan Nasya. Dengan berusaha tenang dan mencoba berdiri, Ezra putuskan untuk mendiskusikan masalah ini baik-baik.

O7X Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang