(34)

1.2K 212 0
                                    

Dia akan datang!! Ingat ucapanku.

~Heera Garneta Mardiana~

HAPPY READING
*
*
*
~Aku up malem, kalian baca jam berapa?~


Laki-laki tua berseragam scrub yang dilapisi dengan apron medis berwarna biru serta sarung tangan, penutup kepala dan masker dengar warna senada masuk ke ruang operasi yang dibuat khusus oleh pihak Caelum Pontem.

Dua pasien yang berbaring di ranjang operasi sudah tak sadarkan diri. Mereka dibius oleh mesin Anestesi beberapa lalu.

Lampu menyala. Operasi dimulai.

"Scapel." Dokter yang merupakan kakek Galen meminta sebuah alat bedah kepada perawat yang ada di sampingnya.

Dan proses itu berlangsung beberapa jam.

Di ruangan lain, seseorang dengan baju serba hitam berlari menghampiri Nando dengan raut wajah yang gugup. Seketika bibirnya gagap mengucapkan sesuatu. "A-ada ya-a--n-ng men- men-yus-up ma-suk ke wil-ayah Big bos."

Nando memukul kepala bawahannya. "Bicara yang jelas."

Satu orang lagi dengan seragam yang sama muncul. "Lapor!! Beberapa sinyal masuk ke wilayah dan sedang menuju kemari." ucapnya tegas.

Nando geram mendengar laporan tadi. Dalam ucapan anak buahnya yang menyebutkan kata "beberapa" Nando sudah tahu kalau itu Ezra dan anak-anak lainnya.

Ponsel di tangannya terus saja dia tekan beberapa kali. Nihil. Nomor yang Nando tuju tak kunjung aktif.

"Kurios sial, susah banget buat ngangkat telepon."  Nando mengumpat sembari melirik keruang operasi beberapa kali.

Lampu dibagian atas pintu padam. Operasi usai. Nando langsung bergegas menghampiri kakek Galen yang sedang berjalan keluar.

"Gimana?"

"Sukses." Lelaki tua yang masih mengenakan seragam scrub berlengan pendek mengangguk. Pandangannya mengelilingi sekitar. Mencari sosok wanita yang sudah lama tidak berjumpa.

"Dimana Kurios?" tanyanya.

"Nomornya nggak aktif, mungkin dia silent HPnya."

"Empat jam dari sekarang, kalo organ-organ itu tidak segera di operasi ke pemilik baru makan mereka akan mati fungsi." jelasnya.

Nando semakin bingung. Bagaimana kalau konsumennya memprotes dirinya habis habisan?. Atau bisa jadi karena anaknya gagal operasi dan meninggal mereka melaporkan bisnis ilegal ini?.

Deru suara baling-baling dari atas terdengar jelas. Helikopter berwarna putih mendarat di halaman Caelum Pontem dengan perlahan.

Pintu terbuka, secara otomatis tangga menurun kebawah. Wanita  dengan jas berwarna hitam dan celana serta celana senada turun dari sana. Di belakangnya ada dua bodyguard yang membawakan tas dan kacamata miliknya. Sebelum turun, dia. Wanita yang mendapat julukan Kurios itu mengambil kacamata hitam dari bodyguard sebelah kiri yang menyimpannya di kotak kecil. Memakainya dan berjalan turun.

Dibawah, baris para laki-laki berseragam serba hitam. Mereka menunduk saat Kurios berjalan didepan mereka.

Deretan terakhir ada Nando dan kakek Galen yang menyambut Kurios dengan senyum. Isyarat mata Nando tunjukkan sebagai hasil kerja kali ini.

O7X Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang