Sesekali menolak pendapat, perintah dan ajakan orang lain bukanlah hal yang salah. Setiap manusia dibekali hati dan akal untuk menjalankan organ lain dalam tubuhnya, kerjakan mereka sesuai intruksimu selagi itu masih baik. Karena kebebasan berpendapat adalah hak kita.
~Ajeng Anasyanggata Andaratma~
HAPPY READING
*
*
*
~me kelahiran 2003 kalo kalian?~
Nasya berlari mengejar Sakya. Langkah laki-laki itu sedikit lebar darinya. Jika dilihat dari tinggi badan keempat teman Sakya yang lain, dirinyalah yang paling pendek."Sakya stop! gue berbicara sebagai wakil ketua OSIS bukan sebagai Nasya teman kelas atau adik kelas SMP mu, jadi mohon ikuti intruksi dariku."
Sakya membalikkan badannya, "Apa? Mau laporin gue? Silahkan aja!"
"Nyokap gue kaya, bokap gue kaya buat apa uang mereka kalo bukan buat gue?" ucap Nasya menirukan kalimat yang biasa Sakya sombongkan.
"Itukan yang mau lo ucapin? Gak mempan di gue."
Nasya mendekat. Posisi mereka kini berhadapan. Pandangan tulus Nasya seakan menembus jiwa Sakya. Tangan laki-laki itu dipegangnya lembut.
"Ini demi kebaikan lo, jangan main-main apalagi sampe berhubungan fisik kaya gitu. Secara langsung lo buka diri lo buat masuk ke dunia yang kaya gitu, Sak pleaseee."
"Bukan urusan lo!" Sakya menepis lengan Nasya.
"Cerewet banget sih lo kalo sama gue!"
"Iya! Gue cerewet cuma sama lo, cuma sama lo Sakya, gue peduli gue sayang sama lo. Makanya stop dari drama gay gay lagi, kalo bisa nggak usah temenan sama Ezra, dia itu nggak-"
"Gue nggak butuh penilaian lo tentang temen-temen gue, lagian Ezra juga udah punya pacar temen sekelas kita sendiri. Tuh anak-"
"Anak ayam turun ke langit mati sepuluh tinggal sembilan." sebelum Sakya selesai berbicara, Galen sudah lebih dulu datang dan membungkam mulutnya.
"Pacar Ezra di Aceh," jelas Galen.
"Cabut dulu Nasy, jangan lupa belajar bulan depan seleksi Olimpiade Sains."
Galen membawa Sakya pergi dari dekat Nasya. Laki-laki satu ini paling susah menjaga rahasia. Seakan-akan mulutnya sudah tercipta menjadi lambe gosip internasional.
"Lain kali inget!" bisik Galen.
"Kak Galen! ihh." Nasya menghentakkan kakinya geram.
🎻🎻🎻
"Mau kemana sih anjing! Pake nyeret-nyeret kaya gue babu lo aja," protes Arcellio.
"Nggak ada jawaban!"
Arcellio berhenti. Laki-laki yang selalu memakai jaket levis biru itu menghempas tangan Ezra.
"Jawab dulu mau kemana, nggak usah nambah-nambah masalah terus!"
Ezra melihat kebelakang dengan tatapan tajam, tangannya mengepal. Setelahnya pergi mengabaikan Arcellio.
"Gue dikoridor kelas dua belas, lo cepet dateng kayaknya Ezra bikin masalah lagi, Buru babi! Ke kelas Elza." Arcellio mengirim voice note pada Galen.
Brakk
Ezra memukul pintu kelas XII IPS 1, pandangannya fokus menatap perempuan yang memakai bando kuning yang duduk dibangku belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
O7X
Mystery / Thriller"KELUAR!!"teriak Ezra memasuki toilet perempuan. "Semuanya KELUAR bangsat!!" Satu persatu bilik kamar mandi ia dobrak. Memastikan tidak ada orang yang tersisa. Perempuan berkacamata itu berjalan mundur, mendapati mimik wajah Ezra yang begitu emos...