(20)

1.5K 191 13
                                    

Akhirnya aku menemukanmu.

~Ezra Aderald Hernandez~

HAPPY READING
*
*
*
~Senyum dulu yuk!~

Hari ini tes terakhir berlangsung. Beberapa hari lalu Ezra sudah menahan amarah untuk tidak membahas masalah teror pada Galen. Persetan dengan tes, laki-laki itu bahkan telah dijamin masa depannya oleh sang ayah.

Berkat sedikit kesabaran nya. Suasana menjadi lebih damai. Jery yang menjadi lebih akrab dengan Carra, mereka sering berebut kunciran rambut satu sama lain. Menggunakan bahasa daerah sesuka mereka.

Arcell yang memilih menghindari mereka dan lebih banyak bersama Elza. Laki-laki penyuka jaket biru itu tidak pernah berulah yang aneh-aneh.

Galen yang sibuk  belajar dengan mempersiapkan lomba sains setelah liburan sekolah nanti. Ia mempimpin para juniornya dengan gaya yang elegan. Nasya salah satu siswa yang masuk kedalam acara itu.

Sakya sendiri masih asyik melihat foto orang-orang luar. Sepertinya belokan yang ia lalui semakin tajam. Ia bilang, belum menemukan yang cocok di sini. Meski begitu laki-laki imut berponi itu terus saja tersenyum lebar di depan temannya.


Ezra sendiri bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan Adhisa. Bermain dan bercerita layaknya remaja seumuran mereka.

Pelajaran Kimia lintas minat sekalipun tidak membuat Ezra pusing. Mana ada laki-laki itu memikirkan rumus rumus yang berbentuk huruf. Buang-buang pikiran katanya.

Dengan memainkan tusuk gigi yang ada di mulutnya laki-laki itu berjalan santai. Melewati setiap kelas yang menuju ke kelas sang kekasih. Hari ini siswa kelas X mendapatkan tes lebih sedikit dari kelas XI dan XII. Kalau tidak bisa mengantar Adhisa pulang setidaknya Ezra harus mengantarnya naik kedalam mobil kan?.

"Hey Za." sapa Galen.

"Mau ke Adhisa yah?" Ezra mengangguk. "Bareng aja gue juga mau ke sana." ucapnya sambil menutup lembar putih yang tadi dilihatnya.

"Mau ke Sakya?"

"Oh nggak mau ke Nasya, ngasih materi buat belajar nanti, setelah liburan uts kan ada lomba sains."

Ezra mengangguk. Laki-laki itu terus saja memainkan tusuk gigi dengan mulutnya. Sesekali Galen melirik kearahnya. Ancang-ancang mulut yang sedari tadi tertahan akhirnya bisa keluar juga.

"Cukup sabar juga yah lo." ucapnya diakhiri senyuman hangat.

"Bajingan itu sempat ngirim pesan lagi setelah gue pulang dari apartement Jery waktu itu."

"Hah?"

"Dia nyebut nama kecil gue, padahal orang yang tau itu cuma orang-orang terdeket gue. Bahkan Adhisa pun nggak tau."

"Awww brengsek!!" Ezra memaki gadis kelas sepuluh yang sedang berlari.

Niatnya mengejar gadis itu di cegah oleh Galen,"udah Za."

Lembaran kertas yang Galen bawa jatuh berserakan. Laki-laki kalem dan genius itu berjongkok dan memungutnya.

"Letoy amat sihh megang gini aja jatuh," ledek Ezra.

O7X Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang