(26)

1.3K 192 13
                                    

Dimana kamu menyimpannya? Ya, organ tubuh mereka.

~ A3~

HAPPY READING
*
*
*
~ Thanks 4k and 500 vote nya🤗 komennya dibanyakin yah Cah!! Jangan yang hate tapi (terserah dik, berharap mah nggak ada, hehehe)

Galen mematung depan ruangan tengah milik kakeknya. Ya, sederet ruangan yang memang dimiliki oleh setiap anggota keluarga.

Di ruang pertama dan kedua, milik Mama dan Papa Galen.  Ruang tengan adalah ruangan yang jarang bahkan Galen tidak pernah melihat orang tuanya membuka ruangan ini, pemiliknya adalah sangat Oppah. Sejak minggu kemarin, Oppah yang memang sudah lama berhenti dari rumah sakit datang berkunjung di kediaman Galen.

Sedang kedua ruangan lebihnya tentu mikik Galen dan sang kaka yang sedang menempuh study di Luar Negeri.

Tangan Galen terulur maju. Memegang kenop pintu ruangan tengah. Tanpa melirik kearah sekitar, pemuda keturunan dokter itu langsung menarik kenop nya kebawah.

Anehnya, pintu ini tidak terkunci. Menandakan ada seseorang yang baru saja memasukinya. Kemungkinan besar Oppah nya sendiri.

"Berhenti meneliti dan cepat pergi sekolah,"kata seseorang dari belakang. Tangannya menahan tangan Galen agar tidak memutar kenop lebih bawah.

"Papa."

"Jangan sampai kejadian yang papa alami delapan tahun lalu terulang lagi," ucapnya memberi peringatan.

Galen semakin penasaran atas apa yang di ceritakan papanya. "Kejadian delapan tahun lalu, berarti umur Galen 10 tahun?"

Galen masih ingin menggali informasi,"Kejadian apa pa?"

"Yang terpenting jangan pernah masuk keruangan Oppah yang manapun, kecuali jika kamu di beri izin."

"Sekarang berangkat sekolah, atau papa kirim kamu ke Luar Negeri kaya kakamu."

Galen bergegas, keluarga nya memang sangat disiplin. Itulah alasan Galen kenapa tidak ikut minum-minum atau merokok sepeti Ezra dan Arcell.

Laki-laki paruh baya dengan penampilan bersih itu lega Melihat punggung sang anak pergi, pintu yang masih dipegangin nya dia tutup dengan keras.

Kejadian delapan tahun itu masih tidak bisa dilupakan begitu saja.

Kala itu, Papa Galen yang masih menjadi asisten atau dokter magang tentu ingin banyak belajar dari sang ayah yang sudah berpengalaman.

Suatu kesempatan, Dia masuk keruangan sang ayah. Sebelumnya memang sudah diperintahkan untuk tidak masuk kecuali izin terlebih dahulu, siapa sangka larangan akan menimbulkan rasa penasaran yang tinggi.

Mendapati anak laki-laki nya masuk tanpa izin, dan mengacak-acak meja kerja ayahnya, yang merupakan Oppah Galen. Papa Galen kena semprot di tempat, tanpa aba-aba bahkan tangan yang sedang memegang sebuah buku di potong dengan enteng oleh sang Ayah.

"Cukup jari Papa saja yang Ayah potong, Semua tubuhmu harus tetap utuh Galen." Papa Galen bermonolog sambil melihat tangan kanannya yang hanya ada tiga jari. Tanpa kelingking dan jari manis.

O7X Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang