(14)

1.6K 218 18
                                    


"Aku adalah dia dibalik mereka"

~A3~

HAPPY READING

*
*
*
~Ada nggak Cantiknya Suga disini?
Btw do'ain dia ya..
ada kabar katanya positif covid😭~


Dia seseorang yang berdiri didepan tirai besar berwarna hitam. Tangannya menggeser tirai itu dengan sekali tarikan.

Melihat isi dibalik itu, gertakan gigi dan senyuman miring dia gerakan secara bersama.

Didinding itu, terdapat banyak potret wajah yang terpampang. Dilingkaran tengah ada foto sebuah keluarga yang memperlihatkan pose tersenyum. Terlihat sangat harmonis. Hanya foto keluarga itu yang tidak memliki coretan merah disisi manapun.

Diatas, empat anggota keluarga dengan tiga coretan tinta merah, menyisakan satu perempuan dari keluarga itu yang fotonya masih bersih. Keluarga Guan Li, ayah Adhisa.

Disamping kanan, foto seorang laki-laki berseragam satpam dengan coretan merah disisinya. Berdampingan dengan potret seorang gadis dengan potongan rambut sebahu dan berkacamata, gadis itu adalah Ajeng Anasyanggar Andaratma.

Disamping kiri, potret seorang laki-laki berbadan tegak dengan tinta merah disisinya. Berdampingan pula dengan laki-laki muda dengan senyum menggoda, jaket biru menjadi ciri khas darinya, Arcellio Pietro Marchiano.

Dibawah, gayanya terlihat sangat berwibawa. Dengan jas putih sebagai lambang profesi dirinya. Yap, pekerjaannya adalah seorang dokter. Keturunan pertama dari keluarga Lee Martin yang mampu menurunkan potensi geniusnya itu pada anak cucunya. Seperti, Galen Nicholas Lee Martin. Foto mereka masih bersih, hanya saja ada lingkaran merah diluar potret milik dokter itu.

Diatas agak serong kiri hanya ada satu yang terpampang, Dia Alton pemilik perusahaan pabrik musik Indonesia.

Dengan tinta merah yang dia pegang. Lingkaran besar dia gambar dikeluarga paling tengah. Menulis kata MATI tepat diwajah sang kapten keluarga, Immanuel Yudhieka Fernando.

"Hidup diatas penderitaan orang banyak adalah bentuk kepecundangan Nando!" ucapnya penuh gejolak dendam.

Dengan cepat tangan itu kembali menarik tirai dengan sekali hentakan. Dia melangkah pergi, suasana yang sunyi membuat bunyi hentakan sepatu kulit yang beradu dengan lantai dengan jelas.

Sambil berjalan keluar, cindung yang menyatu dengan hoodie dia pasang untuk menutupi kepalanya. Sebelumnya masker dan kacamata hitam sudah dia pakai terlebih dahulu.

Dengan hoodie hitam yang dipadukan celana pendek dengan warna yang sama dia berjalan dibawah kegelapan malam. Memasuki mobil berwarna biru yang sudah terparkir di depannya.

Ezra
Aku tunggu sampai 00:00!

Satu klik tangannya mengirim pesan itu. Lagi-lagi secara bersamaan dia menggertakan gigi dan tersenyum miring.

"Dasar anak pembunuh!" ucapnya.

Mobil itu berhenti didepan bangunan rumah yang sudah tua. Situasi yang sepi dan suara jangkrik yang menghiasi menciptakan aura mistis diarea ini. Tapi apa artinya bagi seorang dia? Dengan langkah yang penuh percaya diri, dia masuk tanpa kawalan satu orangpun dibelakangnya.

🎻🎻🎻


Pukul 23:10.Ezra terbangun. Suara notifikasi handphonenya berbunyi. Kemarin setelah Galen memberitahu tentang pesan teror itu Ezra langsung mengaktifkan notifikasi suara diponsel miliknya. Saran itu juga Galen yang memberikan, karena laki-laki itu punya firasat ini bukan sekedar main-main. Tanda paku juga Ezra atur untuk nomor yang tidak ia kenal ini.

O7X Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang