(4)

5.3K 513 23
                                    

Jadi, apa mereka memanipulasi keharmonisan hubungannya?

~Sakya Tyaga Satyaputra~

HAPPY READING

*
*
*
~Kalian dari kota apa?~

Sakya melajukan sepeda motornya dikecepatan 120km. Hanya perlu waktu 15 menit untuk sampai ke rumah Ezra. Entah, kerasukan setan apa pemuda berponi itu. Tiba-tiba monolognya semalam yang mengatakan "akan berangkat bersama Ezra" bisa ia lakukan.

Satpam rumah ketua tongkrongannya itu sudah amat hapal dengan wajah imut milik Sakya. Wajah paling baby face diantara empat temannya. Ralat, memang Sakya paling muda diantara mereka.

Tok tok tok

"Buka aja kali ya," putusnya.

"Ezra gue nyamperin lo!" teriak Sakya.

"Eh gila buset! Astaga gue liat apaan tadi?" Sakya langsung menutup pintu rumah Ezra kembali.

Matanya masih mengerjap, ludahnya lagi-lagi lolos begitu saja. Laki-laki berponi itu menyaksikan orang tua temannya sedang- Ah tidak, bagaimana Sakya menjelaskan ini pada Ezra.

Sakya hidup dalam keluarga yang tenang. Diberkati Tuhan dengan menghadirkan sosok ibu yang penyayang. Setiap kali, ada perselisihan diantara kedua orang tuanya dia selalu dibawa pergi oleh sang paman. Tapi sekarang? Lebih kejam dari yang Sakya bayangkan. Dirinya? Menyaksikan bagaimana orang tua lain bertengkar?.

Ini membatinkan.

"Woy!! Lo udah sampe aja, ngapa gak masuk?"

"Astaga ini anak bisa santuy banget?"

"Yaelah si Asu malah bengong, masih pagi dugong."

"Eh, iya lagian lo juga udah keluar."

"Sayang pamit dulu sama mami dong," teriak Heera sambil mendekat.

"Udah ah mi," ucap Ezra ketus. Laki-laki itu gengsi untuk menerima cipika-cipiki dari Heera di depan Sakya.

"Bisa gila gue."

Keduanya berangkat dengan motor yang berbeda. Beradu kecepatan sampai sekolah.

Kikkkk

Hampir saja motor Ezra menabrak mobil putih yang ada di depan. Laki-laki berjaket hitam itu tahu siapa pemilik mobil yang menghalangi jalannya. Zidane.

Dengan gagah Ezra turun. Anak-anak bersorak hebat, mereka berharap akan ada pertempuran seperti biasanya. Siapa yang berani melawan seorang Ezra Aderald Hernandez disini?. Jawabannya nothing.

Ezra menginstruksikan pada Zidane untuk membuka kaca mobilnya.

"Pulang sekolah tunggu gue di pertigaan jalan, Adhisa pulang sama gue."

Ezra memasang kembali tusuk gigi yang biasa ia gigiti ujungnya. Entah apa yang enak dari kayu kecil yang ujungnya tajam itu. Wow, rahasia yang tidak diketahui orang, tusuk gigi itu untuk membersihkan bekas lolipop yang Ezra makan.

O7X Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang