(36)

1.2K 199 3
                                    

Jangan ada pengkhianat lagi, diantara kita.

~Ezra Aderald Hernandez~

HAPPY READING
*
*
*
~ AREA WAJIB VOTE!!"

"Lo oke kan? Kita bakal temuin Jery kok, gue janji."
Ezra menyekal dua pundak Carra.

Carra mendengkus. Dia menatap tajam manik cokelat Ezra. "Nggak usah janji! Gue nggak mau berharap buat lo nepatin, gue bisa cari sendiri." Carra mendorong tubuh Ezra.

"Oke semuanya udah matiin HP kan? Kita lanjut jalan." Galen berseru.

"Muka dua!!"  Ezra mengumpat dalam hati. Laki-laki itu berjalan, di belakang Carra. Sembari melangkah, Ezra mematahkan tusuk giginya menjadi dua, Galen menyuruhnya melakukan ini dengan alasan sebagai penanda jalan ketika mereka kembali nanti.

"Kalo dokter hubungin gue gimana? Gue mau tau kondisi ibu." Nasya berbisik ke Sakya.

Setelah melihat semuanya fokus, Sakya membalas bisikan Nasya. "Lo nyalain aja HP lo diem- diem."

Sakya berkedip, memberi kode isyarat agar Nasya berjalan di depannya. Dengan menutupi pandangan Arcell dan Elza yang berada di belakang, Nasya berhasil menyalakan handphone miliknya.

Adhisa di depan sibuk melihat selembar kertas yang Heera pasrahkan padanya. Dengan bantuan Galen gadis itu terus menebak rute yang harus mereka lewati.

Dibelakang, Elza diam-diam menyalakan ponselnya. Tampilan benda pipih itu berada pada live instagram. Gila, benar saja apa yang gadis itu ucapkan tempo lalu.

"Elza!! Bisa cepetin sedikit gak jalannya." Arcell menengok kebelakang, laki-laki itu merasa gadis di belakang nya sudah berjarak jauh darinya.

"Ahh iya." Elza terkejut. Dia menyembunyikan handphone yang masih menyala dibelakang tubuhnya.

"Ngapain sih?"

Elza cengengesan, "Banyak nyamuk gigitin kaki aku tadi," rengeknya.

"Udah kan sekarang? Nggak usah cari gara-gara lagi!! Awas aja lo." ancam Arcell sembari mengacak rambut gadis itu.

Arcell lega, karena Elza yang beberapa lalu terus membuat masalah sekarang menjadi lebih diam. Melihat kedepan jarak mereka dengan yang lainnya sudah agak jauh, Arcell segera mengajak Elza bergegas.

"Udah ketinggalan jauh, Ayo!!"

"Hemm"

"Ah, sial!! Kenapa nih laki satu malah rangkul pundak gue sih jalannya."  Elza mengomel dalam hati, mendapati perlakuan dari Arcell.

"Anak kencur!! Dikira kehutan mau pacaran apa?" sahut laki-laki berbaju serba hitam yang tak jauh dari mereka.

Setelah memberi kode kepada rekan satunya, orang itu segera bergegas melangkah.

Srett

"Jangan bikin masalah lagi, gue cape marah-marah sama lo."

Elza hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Sebenarnya gue juga nggak pengen marah marah terus sama lo, Za. Kan sayang." ucap Arcell dengan senyuman diakhir katanya.

O7X Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang