(15)

1.7K 217 6
                                    

Aku sudah berusaha memahami mu dari sisi yang lain, dan aku menemukan jawabannya. Bahwa, tidak semua alasan itu benar.

~Heera Garneta Mardiana~

HAPPY READING

*
*
*
~Happy Birthday Taehyung-ahh
Sebelum masuk ke cerita mari kita halu dulu 😅
Seandainya, jikalau, misalkan, andaikan kamu bertemu dengan seorang Kim Taehyung, apa yang akan kamu Ucapkan??

Me: Terimakasih V karena sudah membuktikan bahwa anak petani juga bisa bermimpi. Mereka bisa memilih impian mereka tanpa batas. Saranghae 💜~



Ezra melangkah dengan tenang. Tas sekolah berwarna hitam ia kalung kan ditangan sebelah kiri. Sambil memutar mutar tusuk gigi yang ada di mulutnya, Laki-laki bermanik cokelat itu mengangguk kearah dua orang yang sedang duduk berhadapan dimeja makan.

"Jagoan Papi ayo makan dulu," ucap Nando.

Ezra mengambil tusuk gigi yang ada di mulutnya, tersenyum lebar kearah Nando. "Za mau langsung berangkat aja Pi."

"Sayang, Papi kamu nyempetin sarapan bareng loh sama kamu, ayo sini makan dulu Mami udah siapin roti tawar selai stroberi kesukaan kamu."

Ezra masih diam ditempat. Heera melirik kearah jam dinding yang ada di sela-sela foto keluarga. "Sayang," panggilnya lembut. "Lima menit lagi Papi berangkat, ayo kesini," Heera melanjutkan kalimatnya.

"Aisss Aiss oke oke Pi Mi."

Setelah pantannya menempel dengan kursi, roti yang sudah Heera siapkan pun disantap lahap oleh Ezra. Membuat ibu beranak satu itu geleng-geleng sambil tersenyum.

Nando berdiri dan menggeser kursinya kebelakang, "Papi udah, kamu nggak usah mikir berat-berat yah di sekolah. Soal masa depan kamu, Papi jamin bakal enak kalo kamu ngikutin bisnis Papi, kamu pewaris tunggal disini." Nando menepuk bahu Ezra.

Mendengar ucapan yang keluar dari mulut suaminya, Heera benar-benar mengutuk. Begitukah ajaran ayah pada anaknya?.

Ketiganya berjalan menuju pintu depan. Sebelum keluar, Nando mencium kening Heera didepan Ezra. Mengusap surai hitam miliknya dengan usapan lembut yang disertai senyuman.

"Aku berangkat," bisiknya.

"Kamu jagoan Papi." Sekali lagi laki-laki dengan jas navy itu menepuk bahu putranya.

"Sebaik ini bokap gue dikatain pembunuh?, gue bakal pastiin lo mati ditangan gue." Ezra menyuarakan hatinya sambil melambaikan tangan kearah Nando.

Tak lama setelahnya Ezra pergi tanpa berkata pada Heera. Wanita itu masuk kedalam. Tangannya mengelap bekas ciuman sang suami di dahinya.

Didepan cermin, Heera memandangi dirinya sendu. Tangannya masuk ia gosok-gosokkan dibawah aliran air.

Sekali lagi, Heera mengelap bekas ciuman itu. Kali ini ia menggunakan handuk kecil yang ada didepannya.

"Aku capek mas, sama sikap kamu yang kaya gini. Sampai kapan kita terus pura-pura?"

🎻🎻🎻

O7X Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang