"Orang itu adalah dia?"
~Galen Nicholas Lee Martin~
HAPPY READING
*
*
*
~ Ig @Fandini03 follow yah Cah!! ~
AREA WAJIB KOMEN DAN VOTE😤Beberapa jam yang lalu
Elza tampak linglung mendapati dirinya tertidur di lantai. Di depannya ada sepasang high heels berwarna hitam. Elza menggerakkan kakinya, Kaku. Tali berwarna putih mengikat kakinya. Anehnya, tangannya tidak terikat sama sekali.
"Woyyyy siapa di luar!! Keluarin gue." Elza berteriak sambil melepas tali di kakinya.
Pintu terbuka. Sebuah barang terlempar dari sana. Kertas yang di gulung dengan batu.
Jam 22: 45 keluar dan mengaku sebagai pelakunya
"Gila nih!! Siapa sih pake nyuruh-nyuruh gue segala, emangnya gue babu lo!!"
Notifikasi masuk ke handphone Elza. Melihat apa yang dikirimkan barusan membuat hatinya gentar. Mau tidak mau dia harus mengikuti perintah ini. Dan satu lagi, berhenti mengucapkan omong kosong seperti tadi.
"Apa jangan-jangan dia denger gue?" monolognya.
Tiga detik setelahnya, lampu mati. Elza berada di dalam kamar yang bahkan tidak ia tahu. Bermodalkan lampu flash dari handphone nya perempuan dengan face yang beautifull itu menunggu sampai jam yang di tentukan.
Bukan hanya Elza yang berada di ruang yang tidak ia tahu. Arcell sama, laki-laki itu mendapat pesan kala dia sedang bersama Elza saat mencari Vanila, adiknya yang hilang.
Petunjuk membawanya sampai ke tempat ini. Dan sekarang disinilah dia berada, kamar mandi rumah yang gedungnya sudah tua. Laki-laki itu sempat heran, kenapa orang yang memberinya pesan menginstruksikan dirinya untuk datang kesini. Sempat berpikir aneh, bahkan Arcell pikir apakah dia akan dicabuli?.
"Woy!! Keluarin gue anjing!! Masa gue dikurung di wc kaya gini." Arcell mengumpat sambil berteriak.
Keberuntungan tidak berpihak pada laki-laki yang menyukai jaket biru. WC itu kedap suara. Seberapa keraspun Arcell berteriak tak ada yang bisa mendengar nya.
Jam 22:30 keluar dan mengaku sebagai pelakunya.
Arcell kembali mengumpat kalau dia mendapat pesan dari nomor sebelumnya.
Mengingat janji orang ini yang akan memberi tahu tentang kematian ayah dan keberadaan Adiknya, Vanila. Mau tak mau Arcell harus mengikuti perintah ini. Bukankah harus ada yang kamu korbankan jika ingin mendapatkan sesuatu?.
Adhisa duduk, setelah mengirim dua pesan yang tertuju pada Nasya dan Carra, gadis itu tersenyum.
Menyiapkan sambutan yang akan ia tunjukkan pada sang kekasih ternyata menguras tenaga yang cukup. Melihat hasil yang sudah dipersiapkan dengan matang membuatnya puas. Sudah bertahun-tahun Adhisa menunggu kesempatan ini.
Gadis itu mendekat kearah kursi, memegang dagu dari boneka yang ia buat mirip dengan dirinya. "Beraktinglah menjadi Adhisa yang polos." ucapnya sambil melepas dagu boneka itu.
Adhisa mengotak-atik handphone yang dipegangnya. Memanggil Ezra menggunakan nomor peneror.
Panggilan terangkat. Dia sengaja tak mengeluarkan suara.
Berberapa detik setelah terdiam. Adhisa menjerit seakan-akan dia ketakutan.
Di ujung sana, dia bisa mendengar makian Ezra. Jika di dengar dari suaranya, laki-laki yang menyandang status sabagai kekasihnya sangatlah khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
O7X
Mystery / Thriller"KELUAR!!"teriak Ezra memasuki toilet perempuan. "Semuanya KELUAR bangsat!!" Satu persatu bilik kamar mandi ia dobrak. Memastikan tidak ada orang yang tersisa. Perempuan berkacamata itu berjalan mundur, mendapati mimik wajah Ezra yang begitu emos...